REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Prof Sri Adiningsih mengungkapkan, sekitar 50 persen tenaga kerja Indonesia adalah lulusan Sekolah Dasar (SD), padahal dalam persaingan ekonomi global dibutuhkan kualitas SDM yang memadai.
"Oleh karena itu, kabinet pemerintahan saat ini memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang memuat target pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, air minum dan sanitasi," katanya ketika menjadi pembicara dalam temu ilmiah BEM FEB se-Jawa Bali di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (12/5).
Selain itu, RPJMN juga memuat prioritas bidang kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ekonomi maritim dan kelautan, bidang pariwisata, pengembangan kawasan industri, pemerataan antarwilayah, serta bidang pemerataan antarkelas pendapatan.
Hanya saja, kata Sri, semua target itu tidak bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia karena perlu proses. "Yang banyak dirasakan saat ini bebannya dan memang awal-awal akan seperti itu, semuanya memang butuh proses, namun yang pasti, komitmen perbaikan akan terus kita jaga," tegas dosen UGM tersebu.
Lebih lanjut, Sri mengatakan saat ini integrasi ekonomi antarnegara terus meningkat, sehingga ketergantungan ekonomi antarnegara juga semakin besar. Konsekuensinya, kebijakan ekonomi di suatu negara dapat mempengaruhi situasi ekonomi di negara lainnya, inilah yang disebut sebagai global free trade area.
Menurut dia, ada tiga hal mendasar yang menentukan kedaulatan perekonomian Indonesia, yaitu pembangunan manusia, peningkatan daya saing dan produktivitas nasional serta kemandirian ekonomi. Namun, tidak mungkin Indonesia dapat bersaing dengan negara lain tanpa kualitas SDM yang memadai.
Pada kesempatan itu Sri meminta agar hasil temu ilmiah bertema 'Kontribusi Pemikiran Mahasiswa FEB se-Jawa Bali dalam Mewujudkan Kedaulatan Ekonomi Indonesia' itu segera dikirimkan kepadanya setelah acara itu selesai. "Kirimkan ke saya, nanti saya sampaikan langsung ke Pak Presiden," ujarnya.
Dia mengemukakan, tema yang dibahas dalam forum yang dihadiri delegasi dari 13 universitas se-Jawa Bali ini merupakan topik yang juga didiskusikan di berbagai forum nasional. "Saudara hebat berani mengkaji masalah ini, saya tunggu gagasan-gagasan Anda," tegasnya.
Sementara itu Dekan FEB UMM Dr Nazaruddin Malik mengatakan dalam filosofi manajemen yang terpenting adalah penguatan internal. Sekeras apapun terpaan dari luar, selama secara internal solid, Indonesia akan tetap stabil.
Rektor UMM Prof Muhadjir Effendy mengakui kehadiran Ketua Wantimpres tersebut sangat relevan dengan forum temu ilmiah BEM FEB se-Jawa Bali. "Karena Bu Sri adalah ketua Wantimpres, pastinya apa yang disampaikan ini merupakan hal-hal yang biasanya dibisikkan ke presiden, jadi anggap saja saudara ini presiden yang sedang mendengarkan bisikan-bisikan ide dari bu Sri," katanya.