Senin 11 May 2015 14:10 WIB

Wamenlu RI: Ada Standardisasi Perlindungan Dubes di Daerah Konflik

Rep: C07/ Red: Indira Rezkisari
Tentara membawa peti jenazah yang dibungkus bendera merah putih Indonesia di Bandar Udara Nur Khan di Islamabad (9/5). Istri Dubes RI untuk Pakistan tewas setelah mengalami kecelakaan helikopter, Jumat (8/5).
Foto: Reuters
Tentara membawa peti jenazah yang dibungkus bendera merah putih Indonesia di Bandar Udara Nur Khan di Islamabad (9/5). Istri Dubes RI untuk Pakistan tewas setelah mengalami kecelakaan helikopter, Jumat (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri RI , AM Fachir mengungkapkan pemerintah RI memiliki standarisasi perlindungan terhadap para Dubes yang bertugas di daerah konflik.

"Ada standarisasi untuk wilayah rawan dan berbahaya, dan tentu saja kita akan terus meningkatkan fasilitas yang sejalan dengan kebutuhan keamanan dan logistik lainnya yang dibutuhkan di tempat seperti itu," kata Fachir di Kantor Kemenlu, Jalan Taman Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (11/5).

Sebelumnya, helikopter Mi-17 dilaporkan menabrak sebuah sekolah di lembah Gilgit pada Jumat (8/5). Helikopter tersebut diketahui membawa total 17 orang, sebagian besar merupakan perwakilan negara.

Dalam peristiwa naas itu, tujuh orang meninggal. Salah satunya adalah istri dari Duta Besar RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad, Hery Listyawati. Rencananya mereka melakukan perjalanan menuju Gilgit-Baltistan untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif.

Mi-17 sendiri merupakan helikopter yang dianggap handal, pertama kali dibuat oleh Rusia sesuai dengan kondisi iklim dan geografis di Asia.

Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry mengatakan, black box atau kotak hitam dari helikopter telah ditemukan. Dia memastikan kecelakaan karena alasan teknis. Namun, tim akan segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui pasti penyebab terjadinya kecelakaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement