Ahad 10 May 2015 18:40 WIB

BPBD: Pangalengan Daerah Rawan Longsor

  Tim gabungan basarnas melakukan pencarian korban material longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5).  (Antara/Novrian Arbi)
Tim gabungan basarnas melakukan pencarian korban material longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5). (Antara/Novrian Arbi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyampaikan wilayah Pangalengan merupakan salah satu kecamatan di Bandung sebagai daerah rawan bencana alam tanah longsor, karena kondisi tanahnya subur.

"Di Pangalengan itu memang rawan longsor zona sedang dan tinggi karena tanahnya subur sehingga memicu terjadi longsor," kata Kepala Harian BPBD Kabupaten Bandung, Marlan melalui telepon seluler, Ahad (10/5).

Ia menuturkan, Pangalengan merupakan daerah perbukitan yang sebagian luas lahan suburnya banyak ditanami sayur-sayuran sehingga menjadi pemicu mudah terjadinya longsor.

Selain di daerah perbukitan, kata dia, rawan longsor terjadi di sepanjang Jalan raya utama Pangalengan mulai dari kawasan Banjaran sampai Talegong perbatasan dengan Kabupaten Garut.

"Memang Pangalengan ini daerah pegunungan, ada beberapa titik rawan longsor sepanjang jalan raya Banjaran sampai perbatasan Garut," katanya.

Ia mengatakan, selama musim penghujan telah terjadi beberapa kali bencana tanah longsor di Pangalengan. Beberapa titik rawan longsor, kata dia, sudah diberi rambu peringatan agar masyarakat maupun pengguna jalan mewaspadai bahaya longsor.

"Di Panglengan sudah beberapa kali terjadi longsoran, dan kita juga sudah pasang rambu-rambu peringatan untuk waspada terhadap bencana longsor," katanya.

Ia mengimbau, selama musim hujan masyarakat Kabupaten Bandung khususnya di Pangalengan yang memiliki potensi tanah longsor agar selalu waspada.

Jika terjadi turun hujan dengan intensitas tinggi dan lama sebaiknya menghindar dan tinggal di tempat aman dari ancaman bahaya tanah longsor. "Apabila daerahnya memiliki potensi longsor, kemudian terjadi hujan dengan intensititas tinggi dan lama, lebih baik menghindar ke lokasi yang aman," katanya.

Namun, Marlan juga mengingatkan kepada masyarakat di zona bahaya longsor, untuk selalu waspada akan terjadi longsor setelah hujan turun.

Menurut dia, bencana alam tidak dapat diprediksi, seperti longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, terjadi saat cuaca cerah. "Seperti di Cibitung ini sebetulnya dua hari kejadian ini cuacanya cerah, hujannya hari Sabtu dan Minggu, ini yang memang menjadi masyarakat lengah, saat tidak ada hujan kemudian longsor terjadi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement