Ahad 10 May 2015 13:54 WIB

Wartawan di Jayapura Kecewa Liputan Kunjungan Jokowi Dibatasi

Presiden Joko Widodo.
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sejumlah wartawan atau kontributor di Kota Jayapura, Provinsi Papua mengaku kecewa saat melaksanakan peliputan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Lapas Abepura karena dibatasi oleh petugas jaga dan protokoler kepresidenan.

"Kemarin itu, saya dilarang masuk oleh petugas, kata mereka wartawan dibatasi karena ruangannya kecil," kata Alberth, kontributor Trans TV di Jayapura, Ahad (10/5).

Dia mengaku kecewa dengan perlakuan tersebut karena tidak mendapatkan hasil yang maksimal saat peliputan kunjungan Presiden Jokowi ke Lapas Abepura, di Kota Jayapura, pada Sabtu (9/5) sore yang ditugaskan oleh kantornya. "Percuma kami buat ID card. Tapi masuk saja dibatasi," kata Alberth yang akrab disapa Altop oleh rekan-rekan wartawan di Jayapura.

Nola Kobe, reporter dari TVRI siaran lokal Papua, bersama kameramennya Budi, menemui masalah yang sama. "Masa kita dilarang masuk? Padahal kita ingin back up berita lokal Papua," kata reporter TVRI 'Lensa Papua' itu.

Senada itu Lita, salah satu wartawan media online nasional di Jayapura, mengeluhkan hal yang sama. "Saya harus berhimpitan dengan belasan wartawan lain untuk mencoba masuk ke Lapas tapi tidak bisa. Kata penjaga wartawan dibatasi," katanya.

Lita menyesalkan perlakuan diskriminasi itu, karena wartawan tertentu bisa diizinkan masuk tetapi wartawan lainnya dilarang, padahal momen itu merupakan momen yang penting karena baru pertama kali seorang presiden masuk ke dalam Lapas Abepura.

"Saya dapat info, dari pengacara lima orang tapol yang diberikan grasi bahwa Presiden Jokowi meminta agar semua wartawan masuk. Tapi rupanya penjaga pintu tidak berikan izin," kata Lita.

Pada saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Lapas Abepura untuk berikan grasi kepada lima tapol, pada Sabtu sore, sejumlah wartawan asing dan perwakilan wartawan lokal serta nasional mendapatkan akses masuk. Sementara sejumlah wartawan media lokal dan nasional lainnya tidak diberikan izin.

"Padahal ada wartawan yang bisa masuk hanya pakai kaos oblong dan sendal jepit. Ini jadi aneh, terkesan pilih kasih dan diskriminasi. Harapannya ini menjadi perhatian protokoler agar nantinya saat kunjungan Presiden Jokowi berikutnya ke Papua bisa bersikap adil," kata Ricardo Hutahaean, kontributor Metro TV di Papua.

Sementara itu, Kalapas Abepura Bagus Kurniawan ketika dikonfirmasi terkait hal itu mengatakan dirinya tidak membatasi atau melarang wartawan untuk meliput dalam pemberian grasi tersebut, namun seluruh kegiatan di Lapas Abepura diatur dari protokoler kepresidenan.

"Kalau saya boleh. Saya mempersilakan wartawan masuk. Tapi, saat ini semuanya diatur oleh protokoler kepresidenan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement