Ahad 10 May 2015 09:50 WIB

Pakar: Perburuan Batu Mulia tak Merusak Alam

Pengunjung melihat batu akik dan batu mulia yang dipamerkan di Kementerian Perindustrian. Jakarta, Kamis (23/4). (Republika/ Yasin Habibi).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengunjung melihat batu akik dan batu mulia yang dipamerkan di Kementerian Perindustrian. Jakarta, Kamis (23/4). (Republika/ Yasin Habibi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perburuan batu mulia dan akik tak perlu ditakutkan. Ini lantaran hingga kini belum ada berita kerusakan alam yang disebabkan oleh fenomena itu.

"Masyarakat khususnya di Jabar masih menggunakan cara sederhana untuk mencari batu mulia. Belum ada penambangan batu mulia yang merusak alam," kata Pakar Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Dr Soedjatmiko, Ahad (10/5).

Menurut dia, proses pengambilan batu mulia ini tidak serumit mencari emas perak atau timah yang harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan batu mulia sangat ramah lingkungan karena tidak meninggalkan limbah yang berbahaya. Namun ia tidak menampik kemungkinan untuk waspada terhadap oknum yang mencoba menyalahgunakan pengambilan batu mulia di masa mendatang.

"Sejauh ini masih dilakukan ramah lingkungan tapi harus diwaspadai terhadap oknum yang menyalahgunakan pengambilan batu mulia ini," katanya.

Ia menyebutkan sejak awal 2015, fenomena batu akik mulai merambah berbagai kalangan usia di Indonesia menyusul menjamurnya para pengrajin batu akik di berbagai pelosok. Upaya untuk menaikkan pamor batu mulia sebagai hasil bumi yang berharga seperti emas, dimulai sejak 20 tahun yang lalu. Namun terganjal karena kurang mendapat dukungan.

"Saya berjuang untuk mengenalkan kepada pemerintah usaha menaikkan pamor batu mulia agar bisa menjadi potensi untuk negeri ini. Tetapi kurangnya wawasan dari pemerintah membuat proyek ini sempat terhenti sehingga diulang dari awal," kata Sujatmiko.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement