REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Gunung Karangetang yang berlokasi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara meletus dan hingga saat ini aktivitas vulkaniknya terus meningkat.
"Pada Jumat terjadi satu kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 2,5 kilometer," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, pada Kamis (7/5) terjadi erupsi disertai guguran lava pijar yang menimbulkan awan panas dan debu vulkanik tebal.
"Luncuran awan panas mengarah ke selatan pusat letusan atau mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Awang. Saat ini lontaran batu pijar dan awan panas masih terus berlangsung," katanya.
Selain itu, tambah dia, awan panas meluncur ke sisi timur sejauh empat kilometer. Data sementara empat rumah warga yang berada di Kampung Kora-Kora Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur dilaporkan telah rata dengan tanah.
"Saat ini 465 orang warga dilaporkan telah mengungsi ke lokasi yang lebih aman," katanya.
Dia menambahkan, BNPB belum menerima adanya laporan korban jiwa akibat erupsi Gunung Karangetang tersebut.
"Belum ada laporan korban jiwa. 465 orang pengungsi tersebar di tiga titik pengungsian. Pengungsi berasal dari Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur yang berada di radius lima kilometer dari puncak kawah," katanya.
Pengungsi, tambah dia, tidak membawa barang apapun karena kejadian yang bersifat mendadak.
"Masyarakat sudah terbiasa dengan letusan Gunungapi Karangetang, namun letusan dengan awan panas kemarin adalah yang besar sehingga masyarakat langsung mengungsi," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini, tidak ada kenaikan status gunung terkait dengan erupsi.