Rabu 26 Jun 2024 00:08 WIB

Gunung Api Bawah Laut Ditemukan di Perairan Indonesia, Lokasi Pasti Masih Dirahasiakan

Suhu air hangat terasa di sekitar gung api yang ditemukan di bawah laut.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Suasana gunung api bawah laut (ilustrasi). Peneliti Ocean X menemukan rangkaian gunung di bawah lautan.
Foto: Antara/Khalis Surry
Suasana gunung api bawah laut (ilustrasi). Peneliti Ocean X menemukan rangkaian gunung di bawah lautan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Rangkaian gunung di dasar laut perairan Indonesia telah ditemukan oleh peneliti organisasi nirlaba eksplorasi laut global OceanX bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Penemuan rangkaian gunung bawah laut itu dilakukan pada Misi Indonesia 2024. 

Plt Sekretaris Deputi (Sesdep) Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Aniza Suspita tidak merinci lokasi persis temuan rangkaian gunung yang diduga kuat gunung api tersebut. Menurut dia, itu menjadi kewenangan BRIN.

Baca Juga

Temuan itu berada di antara lokasi penelitian tahap satu hingga dua. Sebagai informasi, tahap satu dimulai dari Pulau Sambu sampai ke Aceh, sementara tahap dua dimulai dari Aceh dan berakhir di Sumatera Barat dan tahap tiga dari Kota Padang sampai ke Jakarta.

Temuan rangkaian gunung bawah laut tersebut merupakan bagian dari "Misi Indonesia 2024" kolaborasi antara OceanX dengan BRIN dan Kemenko Marves. Kuatnya dugaan temuan itu merupakan gunung api aktif karena suhu di sekitarnya hangat. Padahal, posisi rangkaian yang diduga gunung tersebut berada di laut dalam.

"Suhu air di sekitarnya hangat. Artinya dia (rangkaian gunung) itu aktif," ujar dia.

Ia menyampaikan setelah misi penelitian tahap satu hingga tiga selesai, Kemenko Marves akan mengumpulkan peneliti yang terlibat untuk membahas temuannya di laut Indonesia.

Seluruh hasil penelitian tersebut terutama data dan sampel tidak diperbolehkan ke luar dari Indonesia. Para peneliti luar hanya diizinkan sebatas mengantongi atau mendapatkan informasi penelitian saja.

"Kalaupun mereka (peneliti) luar ingin menulis jurnal, maka harus bersama dengan peneliti Indonesia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement