REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Vaksin buatan PT Bio Farma sudah diterima di negara-negara lain, termasuk negara Islam. Komisioner Biofarma, Ihsan Setiadi Latief mengatakan pihaknya harus siap memberikan jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan masyarakat. Terutama, lanjutnya, ihwal kehalalan vaksin yang diproduksi Biofarma.
Diakuinya, banyak pihak yang mempertanyakan kehalalan vaksin. Pertanyaan ini semakin banyak setelah adanya Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) di Indonesia.
“Kita akui pasca adanya UU JPH, Biofarma mengalami kondisi tarik menarik,” kata dia, Jumat (8/5).
Ihsan bercerita dirinya sempat berkunjung ke salah satu wilayah di Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Menurutnya, dia bertemu dengan salah satu ulama yang mempertanyakan kehalalan vaksin. Pada kesempatan itu, katanya, dia pun berusaha untuk memberikan jawaban sebaik mungkin atas pentingnya vaksin untuk masyarakat Indonesia.
“Vaksin kita sudah diterima di 130 negara Islam, masa di Indonesia ditolak?,” kenang Ihsan.
Menurut Ihsan, vaksin sangat penting untuk digunakan dan dikembangkan pada masyarakat Indonesia. Ia juga menegaskan, vaksin atau imunisasi merupakan salah satu upaya Indonesia terutama pemerintah melalui Biofarma untuk menyelamatkan generas bangsa. intinya, kata dia, ini dilakukan demi kemaslahatan umat di dunia terutama di Indonesia yang sebagian besar beragama Islam.
Ihsan mengungkapkan, segala upaya telah dilakukan untuk menjelaskan pentingnya imunisasi meski banyak pihak yang terus menerus mempertanyakan kehalalan vaksin. Menurutnya, sampai sejauh ini sudah banyak ulama yang menerima kondisi kehalalan vaksin atau imunisasi ini.
“Alhamdulillah, hasil diskusinya positif,” tegasnya.