Ahad 03 May 2015 15:20 WIB

Kadin Sarankan Jokowi Rombak Tim Ekonomi

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ani Nursalikah
  Massa dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat (Amara) membawa wayang saat unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Jakarta, Kamis (27/11).   (Republika/ Tahta Aidilla)
Massa dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat (Amara) membawa wayang saat unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Jakarta, Kamis (27/11). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyarankan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera merombak kabinet kerjanya.

Wakil Ketua Umum Kadin Bambang Soesatyo mengatakan reshuffle pembantu presiden, terutama di pos-pos kementerian ekonomi. Menurut Bambang, tim ekonomi di kabinet kerja terbukti gagal memenuhi ekspektasi masyarakat terhadap pemerintahan di enam bulan pertama kepemimpinan Jokowi.  

"Tim ekonomi di kabinet kerja tidak sensitif pada aspirasi rakyat tentang harga kebutuhan pokok masyaratkat," kata dia dalam pesan singkatnya, Ahad (3/5).

Akibat ketidakpedulian terhadap aspirasi tersebut, anggota Komisi III DPR RI ini mengatakan akan berdampak pada ketidak percayaan publik terhadap pemerintah. Bambang mengatakan sebuah survei dalam catatannya mengatakan 66,6 persen masyarakat Indonesia, tak puas dengan kinerja pemerintahan dalam mengelola perekonomian.

"Popularitas pemerintahan sekarang anjlok. Maka, reshuffle kabinet yang sudah diagendakan Presiden Joko Widodo sebaiknya dipercepat dengan merombak tim ekonomi kabinet," ujar Bambang.

Menurut Bambang, kegagalan tim ekonomi Kabinet Kerja sudah kentara sejak Jokowi mengubah kebijakan di sektor energi. Pemerintah mengambil kebijakan tak populer dengan mengurangi jatah subsidi bahan bakar jenis premium dan solar dalam APBN 2015 dan membiarkan harga komoditas vital itu mengikuti mekanisme pasar global.

Dampaknya terasa di akar rumput. Bahkan menyentuh kebutuhan yang paling stategis, yaitu melambungnya harga kebutuhan utama masyarakat di segala sektor mulai dari pangan, sampai dengan listrik dan biaya angkutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement