REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Pasca tanah longsor di kawasan Merapi-Merbabu, BPBD Kabupaten Boyolali, masih siaga. Salah satu upaya melakukan sosialisasi masyarakat di wilayah rawan longsor. Sebab, belakangan ini curah hujan di wilayah Boyolali masih ditas normal.
''Kegiatan sosialisasi ini dilakukan, agar masyarakat lebih waspada,'' ujar Purwanto Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Boyolali.
Menurut Purwanto, berdasarkan data BMKG, curah hujan di Boyolali sepanjang April ini mencapai 201-300 mm, diatas curah hujan normal 101-150 mm. Selain antisipasi bencana, pihaknya juga memantau delapan wilayah rawan bencana lainnya. Seperti, Watu Gede dan Kendel, Kemusu, Gondanglegi, Klego, Pantaran, Ampel, Sangup, Musuk, serta Jeruk dan Tarubatang, Selo.
Terkait penanganan pasca bencana longsor tebing di jalur SSB tepatnya di Irung Petruk, Cepogo, BPBD masih mengerahkan relawan untuk berpatroli di jalur tersebut selama 24 jam. Tingginya curah hujan pengamanan jalur melalui kegiatan patroli sangat diperlukan.
Selain itu, petugas BPBD juga memasang papan peringatan di Gebyog dan Kadipiro Genting, Cepogo, agar pengendara waspada terhadap ancaman longsor. BPBD juga memfasilitasi warga di sekitar Kadipiro, Genting, Cepogo, berupa peralatan HT. ''Untuk memperlancar komunikasi jika ada kejadian,'' tambahnya.