REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Partai politik Kristen radikal di Ausralia mempertanyakan apakah Bali Nine anggota Andrew Chan dan Mayuran Sukumaran akan terbunuh jika mereka telah masuk Islam. Rise Up Australia Party mengatakan hal tersebut sebagai ungkapan kemarahannya atas dieksekusinya duo Bali Nine, Rabu (29/4).
"Dalam kasus Myuran Sukumaran, Andrew Chan dan enam orang lainnya yang dieksekusi kemarin, kami menyebutnya ketidakadilan. Eksekusi mati telah dimotivasi oleh ideologi Islam," tulis pernyataan Rise Up Australia, Sabtu (2/5) dilansir Queensland Times.
Partai Rise Up Australia merupakan kelompok politik yang dipimpin oleh pendeta Pantekosta, Daniel Nalliah dan terkenal dengan oposisinya terhadap Islam di Australia.
Nalliah membandingkan antara Bali Nine dengan orang-orang di belakang pemboman Bali. "Salah satu dalang dan penasihat spiritual di balik pemboman Bali tahun 2002, Abu Bakar Bashir, dibebaskan setelah tiga sampai empat tahun penjara," lanjut pernyataan tersebut.
"Aku ingin tahu apakah jika Myuran Sukumaran dan Andrew Chan masuk Islam akan tetap dibunuh, karena Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia," sambungnya.
"Saya telah ke Indonesia beberapa kali dan harus menyatakan bahwa sebagian besar orang Indonesia yang cinta damai dan orang-orang sangat ramah. Jadi, eksekusi mati ini bukan refleksi dari masyarakat Indonesia, tetapi dari sistem peradilan yang korup di Indonesia," ujarnya.