Jumat 01 May 2015 19:25 WIB

Hanya Saat Hari Buruh Aspirasi Buruh Didengar

Buruh dari berbagai aliansi melakukanshalat Jumat saat
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Buruh dari berbagai aliansi melakukanshalat Jumat saat "long march" menuju Istana Merekda saat memperingati Hari Buruh Sedunia di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat Sosial dari Jurusan Sosiologi Universitas Andalas (Unand) Padang Afrizal menilai bahwa demonstrasi yang dilakukan buruh hanya sebagai bentuk upaya untuk mendapatkan kelayakan upah.

"Tidak ada alasan lain berbagai demonstrasi yang terjadi tujuannya hanya sebagai perjuangan memperoleh hak, termasuk demonstrasi buruh tersebut," kata Afrizal, di Padang, Sumatera Barat, Jumat (1/5).

Menurut dia, adanya tuntutan lain seperti penolakan undang-undang dan sebagainya, kesemuanya tetap berujung pada pemenuhan upah. Hal ini, katanya, merupakan suatu kewajaran sebab upah merupakan segalanya bagi seorang pekerja atau buruh.

Terutama bagi buruh yang bekerja di daerah dengan tingkat persaingan kehidupan ekonomi yang tinggi, imbuhnya.

Dalam hal ini upah tentunya menjadi tulang punggung bagi kehidupan keluarga buruh tersebut, katanya. Apabila jumlah upah yang dibayar ini tidak sesuai dengan beban kerja, tentunya akan timbul gejolak.

Ditambah lagi pada daerah dengan persaingan seperti itu, sering terjadi gejolak naik atau turun upah. Masalah tersebut, kata dia, tidak melanda satu atau dua orang namun kumpulan. Dengan masalah yang sama kumpulan ini bersatu untuk menyampaikan aspirasinya.

Inilah alasan paling mendasar munculnya aksi demonstrasi di daerah tersebut, ucapnya. "Upaya memperjuangkan upah ini menjadi momen tepat saat seluruh penjuru dunia memperhatikannya," katanya.

Itulah sebabnya demonstrasi buruh banyak terjadi pada saat hari buruh atau "May Day". Sebab hanya pada saat itu aspirasi para buruh tersebut akan diperhatikan dan didengar oleh masyarakat dan pemerintah.

Sekaligus juga, katanya, demonstrasi buruh ini sebagai upaya untuk memperlihatkan bahwa buruh seluruh dunia bersatu padu. Meski pada kenyataannya memiliki perbedaan suasana dan kepentingan, ujar Afrizal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement