Jumat 01 May 2015 19:45 WIB

Pengamat: Buruh Sumbar tak Terpengaruh Persaingan Ekonomi

Demo buruh.
Demo buruh.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat sosial dari Jurusan Sosiologi Universitas Andalas (Unand) Padang Afrizal berpendapat bahwa para buruh yang bekerja di daerah Sumatera Barat (Sumbar) tidak terpengaruh oleh persaingan ekonomi global.

"Bukti tidak terpengaruhnya para buruh tersebut terlihat dari kegiatan damai dan tidak ada demo yang dilakukan pada hari buruh ini," katanya di Padang, Jumat (1/5).

Dia menjelaskan buruh yang bekerja di Sumbar memiliki perbedaan dengan pekerja di daerah lain. Perbedaan yang mencolok katanya, dari peranan perusahaan yang mempekerjakan buruh tersebut. Menurutnya, sebagian besar perusahaan di Sumbar lebih mementingkan suatu pemenuhan kebutuhan akan produksi. Artinya sebagian perusahaan ini memberi kesempatan pekerja untuk lebih berkembang dan tidak sekadar hanya bekerja. Hal Ini disebabkan sebagian besar hasil produksi bersifat lokal, imbuhnya.

Selain itu ada kemungkinan masih seimbangnya pendapatan dari para pekerja tersebut. Keadaan ini, katanya, akan berbeda dengan perusahaan di daerah lain yang mementingkan ketepatan, dan kecepatan dalam produksi. Perusahaan tersebut tentunya membutuhkan pekerja atau buruh dalam jumlah besar.

Selain itu katanya, dalam kegiatan produksi juga menuntut pekerja untuk mengerahkan semua kemampuannya. Sebab produksinya bersifat nasional bahkan pemasarannya hingga internasional, ujarnya.

Namun katanya, dalam hal pendapatan para buruh tersebut tidak mendapatkan jumlah yang seimbang dengan hasil kerja. Inilah yang mungkin menjadi faktor munculnya tuntutan dari beberapa kumpulan buruh kepada pemerintah, katanya.

"Budaya ikut mempengaruhi tidak terpengaruhnya para buruh atau pekerja di Sumbar dengan kegiatan ekonomi yang berakibat merugikan," katanya.

Menurut Afrizal, budaya orang Minang yang memiliki rasa sopan santun dan lebih memikirkan asas manfaat juga menjadi alasan tidak adanya aksi atau tuntutan di Sumbar. Sehingga hubungan yang terjalin antara pekerja dengan pemerintah cukup baik, ucapnya.

Senada dengan Afrizal pimpinan Pers Mahasiswa Genta Andalas Unand Ayu Lestari menilai para buruh di Sumbar lebih mementingkan kedamaian di wilayahnya. Menurutnya, para buruh tersebut berpandangan bahwa perbuatan anarkis atau tuntutan yang tidak jelas hanya menghabiskan keringat dan merugikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement