Kamis 30 Apr 2015 19:35 WIB

JK Sebut Kesaksian Mary Jane Penting Ungkap Otak Kejahatan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas mengawal warga Filpina terpidana mati, Mary Jane Fiesta Veloso (tengah).
Foto: Reuters/Ignatius Eswe
Petugas mengawal warga Filpina terpidana mati, Mary Jane Fiesta Veloso (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kesaksian terpidana mati asal Filipina, Mary Jane, sangat penting guna mengungkap otak pelaku kejahatan yang menjeratnya. Oleh karena itu, pemerintah pun memutuskan menunda eksekusi mati terhadap Mary Jane.

"Kita harapkan masalah di pengadilan atau penyelidikan di Filipina itu, tentang otak daripada yang menggerakkan Mary Jane itu dapat dibongkar, dan untuk membongkar itu perlu Mary Jane jadi saksi. Itu penting sekali untuk kita. Karena penting juga ini (tahu) siapa otaknya, siapa penggeraknya," kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Kamis (30/4).

Kendati demikian, untuk memberikan kesaksiannya, pemerintah tak akan mengizinkan Mary Jane terbang ke Filipina. Sehingga, para penyidik Filipina yang nantinya akan datang ke Indonesia. 

Kalla menilai, penyerahan diri Maria Kristina Sergio yang diduga sebagai perekrut Mary Jane untuk menyelundupkan heroin ke Indonesia pun dilakukan lantaran iba melihat nasib Mary Jane yang segera dihukum mati. 

"Bukan beberapa jam, tapi beberapa hari. Mungkin dia kasihan melihat Mary Jane dihukum mati, lalu dia tergerak mengakui perbuatan jahatnya itu," kata dia.

Wapres juga menilai wajar langkah Presiden Filipina yang melobi pemerintah Indonesia terkait hal ini. Penundaan eksekusi mati ini pun, kata JK, lantaran pemerintah memberikan perhatian terhadap masalah kemanusiaan.

Ia pun berharap proses hukum di Filipina dapat berjalan lancar sehingga penundaan eksekusi mati tidak berlangsung lama. Kendati demikian, ia memastikan, pemerintah tetap akan mengeksekusi mati Mary Jane. 

Seperti diketahui, Maria Kristina Sergio yang diduga sebagai perekrut Mary Jane untuk menyelundupkan heroin ke Indonesia telah menyerahkan diri bersama dengan suaminya, Julius Lacanilao, yang juga menghadapi tuduhan rekrutmen ilegal.

Menurut pengakuannya, Sergio mendapatkan ancaman pembunuhan dari nomor tak dikenal dalam telepon selulernya. Orang tua Mary Jane pun disebut juga mengancam lewat Facebook.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement