REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bupati Malang, Rendra Kresna meminta agar buruh tidak dipandang sebelah mata. Karenanya, menurutnya peran buruh sangat penting dalam pembangunan di Tanah Air.
"Buruh ini menjadi bagian dari pembangunan di Indonesia, bahkan perjuangan, bantuannya dan kerja mereka nyata. Oleh karena itu, buruh jangan dipandang sebelah mata karena peranannya tidak kecil," tegas Rendra Kresna di Malang, Jawa Timur, Kamis (30/4).
mantan ketua SPSI Jatim itu, juga berpesan agar buruh terus berkarya dan berjuang untuk kesejahteraannya, dan demi lancarnya pembangunan maupun roda perekonomian di Tanah Air, khususnya di wilayah Kabupaten Malang. Rendra juga tidak melarang kaum buruh untuk memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) dengan suka cita, namun jangan sampai menutup jalan-jalan umum, apalagi fasilitas umum. "Silahkan sambut hari buruh dengan semangat dan riang gembira, tapi jangan ganggu fasilitas umum," tegasnya.
Sementara itu, pengamanan Hari Buruh Internasional di Kabupaten Malang akan diamankan dua SSK Petugas Kepolisian dari Resor Malang. Jumlah itu, masih ditambah satuan TNI dan instansi samping dari Pemkab Malang yang selalu siaga.
"Beberapa titik lokasi kita tempatkan petugas keamanan, seperti di gedung DPRD, kantor Pemkab Malang dan sejumlah pabrik tempat para serikat buruh berkumpul," kata Kapolres Malang, AKBP Aris Haryanto.
Sedangkan di Kota Malang, Polresta juga menyiapkan berbagai pengamanan sebagai antisipasi aksi buruh yang rencananya akan memadati kawasan Balai Kota dan Gedung DPRD Kota Malang di Jalan Tugu serta beberapa titik lokasi strategis lainnya.
Kapolres Malang Kota, AKBP Singgamata mengatakan, sudah menerima laporan akan adanya demo buruh tersebut. "Kami sudah menerima laporan adanya demo besok (Jumat, 1/5)," ujar Singgamata.
Buruh yang akan turun jalan diperkiraan mencapai tidak mencapai angka ribuan dan sifatnya lebih mengarah pada aksi simpatik. Buruh di Malang ini adalah buruh beretika dan bermartabat, namun demikian bukan berarti pengamanannya diperlonggar.
Personel yang akan diturunkan untuk mengamankan aksi buruh tersebut sekitar 300 personel dan satu peleton Polwan. "Jika terjadi sesuatu, kami akan menambah personel pengamanan, namun kami yakin masyarakat dan khususnya buruh di Kota Malang tidak akan melakukan hal-hal yang melanggar etika, apalagi hukum," imbuhnya.