REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pesawat TNI AU Boeing 737 yang membawa tim kemanusiaan dan evakuasi WNI di Nepal akhirnya memperoleh izin melintas dari otoritas India untuk menuju Kathmandu, Nepal.
Tim Indonesia sempat tertahan tiga jam di Bandara Dhaka, Bangladesh, usai mendarat pada Kamis pukul 05.30 waktu setempat atau pukul 06.45 WIB.
Menurut Kasubdit Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Krishna, sebelumnya Indonesia telah mengantongi izin melintasi wilayah udara India untuk ke Nepal, namun pada Kamis pagi (30/4) pihak India membatalkannya.
"Kita kembali negosiasi dengan mereka (otoritas India), dibantu dengan lobi dari Duta Besar RI di Dhaka, akhirnya 'flight clearance' (izin melintas di udara) diperoleh," kata dia.
Dubes RI untuk Bangladesh dan merangkap Nepal Iwan Winataatmadja bergabung dengan tim Indonesia untuk masuk ke Nepal. Dubes Iwan telah mencoba beberapa kali untuk berangkat ke Nepal terlebih dulu, namun situasi pascagempa 7.9 SR di Nepal pada 25 April lalu sangat tidak memungkinkan karena bandara yang ditutup sementara, dia terpaksa menundanya.
Pesawat tim Indonesia diperkirakan tiba di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal pada pukul 10.30 waktu setempat. Pesawat TNI AU Boeing 737 membawa 70 orang terdiri dari unsur Kemlu, TNI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jurnalis, dan beberapa anggota organisasi sosial-kemasyarakatan.
Selain itu, pemerintah RI juga mengirimkan bantuan materi berupa kebutuhan darurat pascabencana, seperti tenda, selimut, obat-obatan, perlengkapan medis, makanan bayi, dan makanan siap saji.
Berdasarkan data Direktorat PWNI/BHI, saat ini tercatat 95 WNI berada di Nepal, terdiri atas 30 orang yang menetap dan 65 pegunjung.