REPUBLIKA.CO.ID, PADALARANG -- Setelah Pasar Curug Agung direlokasi ke Pasar Baru yang berada di Jalan Raya Gedong Lima, Padalarang, Bandung Barat, para pedagang mengalami kerugian karena pembeli yang datang sedikit.
Salah seorang pedagang di Pasar Baru, Firman mengatakan pembeli di Pasar Baru sangat jarang karena lokasinya tidak strategis. "Kalau di pasar yang lama banyak pembelinya karena strategis tempatnya," ujar Firman, Kamis (30/4).
Jika terus merugi seperti saat ini, ia bisa tidak berjualan lagi karena kesulitan menutupi modalnya. "Makanya saya sekarang hanya ingin modalnya ketutup saja," kata dia.
Menurut dia, pemerintah seperti lepas tangan ketika sudah merelokasi pasar Curug Agung. Padahal, seharusnya mereka tidak hanya merelokasi, tapi juga harus membuat pasar yang baru tersebut ramai layaknya pasar yang lama.
Selain Firman, kerugian akibat relokasi itu juga dirasakan Sukirno. Pedagang asal Semarang ini juga mengakui, para pembeli di pasar yang baru ini masih sedikit.
Mungkin, kata dia, banyak warga yang belum mengetahui lokasi pasar baru ini. "Di sini masih sepi (pembelinya), mungkin karena (pasar baru ini) masih baru ditempati," kata dia.
Sukirno mengeluhkan penataan toko-toko di pasar tersebut. Menurut pedagang sembako ini, toko sembako semestinya tidak dikumpulkan dalam satu lokasi sebab, bakal terjadi perebutan pembeli.
"Harusnya disebar seperti yang di Pasar Curug itu," kata dia.
Para pedagang yang sebelumnya berdagang di Pasar Curug Agung, mulai menempati Pasar Baru pada Jumat (25/4) pekan lalu. Mereka berharap, pemerintah kabupaten bisa menghidupkan Pasar Baru tersebut seperti Pasar Curug Agung yang dulu.