Rabu 29 Apr 2015 18:18 WIB

Para Terpidana Dinyatakan Meninggal 30 Menit Setelah Eksekusi

Hukuman mati (ilustrasi).
Foto: Republika/Mardiah
Hukuman mati (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Jaksa Agung H.M. Prasetyo menilai pelaksanaan eksekusi hukuman mati tahap kedua hasilnya lebih baik, lebih tertib, dan lebih sempurna daripada tahap pertama.

"Dari eksekusi tahap pertama, kami lakukan evaluasi, hal-hal apa yang perlu disempurnakan, antara lain tempat pemulasaran jenazah pun ditambah dan disempurnakan sehingga kami perlakukan semuanya betul-betul secara manusiawi," katanya di Dermaga Wijayapura, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/4).

Prasetyo mengatakan hal itu kepada wartawan usai mengunjungi lokasi eksekusi hukuman mati di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, dengan didampingi Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

Menurut dia, eksekusi terpidana mati bukan suatu yang menggembirakan dan bukan pekerjaan yang menyenangkan, melainkan demi menyelamatkan bangsa Indonesia dari kejahatan narkoba.

Ia menegaskan bahwa eksekusi mati itu bukan untuk memusuhi negara yang bersangkutan, melainkan memerangi kejahatan narkoba yang sangat mengerikan akibatnya dan mengancam kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Prasetyo mengatakan bahwa bangsa Indonesia akan tetap tegas terhadap kejahatan narkoba. Disinggung mengenai seruan moratorium hukuman mati, dia mengaku harus berpikir terkait dengan seruan itu, terutama jika dikaitkan dengan warga negara Indonesia yang menghadapi ancaman pidana mati di negara lain.

Jumlah terpidana mati yang dieksekusi menjadi delapan orang, yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), dan Okwudili Oyatanze (Nigeria).

Menurut dia, eksekusi tersebut dilaksanakan secara serentak pada pukul 00.35 WIB (bukan 00.25 WIB seperti yang diwartakan sebelumnya) di hadapan delapan regu tembak, masing-masing berjumlah 13 personel dan satu komandan.

"Dinyatakan meninggal 30 menit kemudian. Semuanya berhasil dan tidak ada yang meleset," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement