Selasa 28 Apr 2015 08:27 WIB

Jokowi Ajak Masyarakat Pelihara Optimisme Bangsa Ini akan Lebih Baik

Presiden Jokowi usia acara Silaturahim Pers Nasional di gedung TVRI, Jakarta, Senin (27/4) malam.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi usia acara Silaturahim Pers Nasional di gedung TVRI, Jakarta, Senin (27/4) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi mengakui, meski baru enam bulan memimpin Republik Indonesia, sudah ada yang mempertanyakan hasil pemerintahannya. Namun, Jokowi berharap masyarakat tetap memelihara rasa optimismenya bahwa ke depan bangsa ini akan lebih baik. Hanya saja, pemerintah memerlukan waktu untuk mewujudkan keinginan masyarakat.

Berbicara di hadapan insan pers nasional dalam acara Silaturahim Pers Nasional di gedung TVRI, Jakarta, Senin (27/4) malam, Jokowi mengemukakan, pemerintah yang dipimpinnya baru bisa menggunakan anggaran itu setelah diketuk DPR pada pertengahan Januari. Setelah itu, butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk melaksanakan proses administrasi, dan proses lelang.

“Nah sekarang inilah waktunya sudah mulai pelaksanaan. Jadi kalau nanti ada yang bertanya lagi, Pak mana Kartu Indonesia Sehat (KIS), mau minta berapa? Ya, karena kita siapkan 84 juta. Siap saya sebar kemana-mana, bag, bagi, bagi. Kartu Indonesia Pintar (KIP) mau minta berapa? Ada 18 juta yang sekarang mulai kita bagi,” papar Jokowi seraya menyebutkan, keterlambatan itu karena proses pembuatan KIS dan KIP itu pakai lelang, karena kalau tidak lelang bisa ramai.

Dilansir laman Setkab, diakui Jokowi, benar rakyat memerlukan sesuatu yang konkret sekarang ini, sesuatu yang nyata yang dapat mereka rasakan. Namun ia mengajak masyarakat melihat dalam satu dua hari ini. “Jalan tol Lampung sampai Aceh, jalan tol trans Sumatra, insya Allah dalam sehari dua hari ini kita mulai,” ungkapnya.

Selain itu pembangunan jalan tol yang sempat berhenti, yaitu Solo–Kertosono, menurut Presiden Jokowi, pada pekanini juga akan langsung dimulai lagi. Demikian juga dengan program pembangunan perumahan, rumah susun, Presiden meyakinkan minggu ini akan mulai semuanya.

“Memang proses di pemerintahan seperti ini. Saya kira kalau yang sudah lama di pemerintahan tahu, tapi memang masyarakat perlu penjelasan-penjelasan,” tutur Jokowi.

Presiden Jokowi mengakui, tentu saja hasil yang diinginkan masyarakat belum bisa langsung terwujud semuanya, karena perlu waktu. Selain itu, diingatkan Presiden Jokowi, desain kebijakan kita kadang-kadang  memang menyakitkan di depan, sakit di depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement