REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan pesta bertajuk "Splash after Class" oleh event organizer (EO) Divine Production menuai masalah. Sebab, dalam setiap publikasi ataupun iklan tentang acara ini, tercantum nama-nama 16 SMA dan SMK sebagai pendukung.
Rencananya, pesta pasca-Ujian Nasional tingkat SMA ini akan diadakan pada Sabtu (25/4) di lantai enam area kolam renang The Media Hotel, Jakarta. Namun, alhasil batal digelar.
Tidak hanya mencatut nama-nama sekolah, Divine Production bahkan menyertakan publikasi berupa video yang menampilkan sejumlah anak-anak muda berseragam SMA. Dalam sebuah video, tampak sejumlah pelajar di SMAN 29 Jakarta mempromosikan "Splash after Class".
Kepala SMAN 29 Jakarta Ratna Budiarti tidak menyangkal, ada tiga orang siswi SMAN 29 di dalam tayangan promo tersebut. Namun, kata Ratna, ketiganya hanya dimintai mempromosikan sebuah pesta untuk kemudian mereka bersedia diambil gambarnya.
"Namanya anak-anak, senang saja disyuting dengan seragam sekolah normal dan rapi. Tapi anak-anak itu tidak tahu, hasil shoot yang dilakukan Divine Production itu akan digunakan untuk promosi pool party dengan busana bikini," tegas Ratna Budiarti kepada ROL, Senin (27/4) di Jakarta .
Lantaran itu, lanjut Ratna, ketiganya pun kaget setelah tahu bahwa rekaman promosi itu di-upload untuk acara pesta bikini. "Itu pun sangat mengagetkan kita semua. Kita merasa dicemarkan nama baiknya," ujar Ratna.
Karenanya, Ratna menyatakan, pihak sekolah tidak menjatuhkan sanksi kepada ketiga siswi tersebut. Pihak SMAN 29 Jakarta lebih lanjut akan memperkarakan Divine Production ke ranah hukum.
Menurut Ratna, awalnya ke-16 sekolah yang dicatut namanya akan melaporkan Divine Production ke polres Jakarta masing-masing wilayah. Namun, lanjut dia, terkait pelaporan dugaan pencemaran nama baik, nanti akan dikoordinasikan langsung oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Sehingga, yang melaporkan adalah Dinas Pendidikan.