Sabtu 25 Apr 2015 08:46 WIB

'Ahok Bisanya Nyalahin Orang Doang'

Rep: c11/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur DKI Jakarta Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohammad Taufik tak terima pernyataan  Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengatakan rapor merahnya kemungkinan karena adanya peamangkasan pokok pikiran (pokir) atau usulan kegiatan dari DPRD.

"Ah enggak ada hubungan bagaimana target pendapatan tidak tercapai Rp 20 triliun. Hubungannya apa dengan pokir. Bisanya kan si Ahok (sapaan akrab Basuki) nyalahin orang doang," kata Taufik, Jumat (24/4) kemarin.

Sebelumnya DPRD menggelar sidang paripurna terkait Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Kepala Daerah 2014, Kamis (23/4) lalu. Ada sepuluh poin yang menjadi sorotan DPRD terhadap kinerja pemerintahan 2014.

Salah satunya, pendapatan tercapai hanya 66,8 persen atau Rp 43 triliun dari rencana Rp 65 triliun. "Serapan rendah hubungannya apa dengan pokir, memang kinerjanya (Ahok) jeblok kok," ujar politikus Gerindra ini.

Selain itu, DPRD menilai kenaikan angka kemiskinan dari 371 ribu pada 2013 meningkat menjadi 412 ribunpada 2014, menunjukkan kegagalan Gubernur dalam mensejahterakan masyarakat. "Orang miskin di Jakarta nambah 30 ribu, hubungannya apa (dengan pokir)," kata Taufik.

Adapun Ahok mengungkapkan rapornya buruk akibat pemotongan dari pokir. Ia mengatakan pada 2011 hingga 2014 pokir kerap meningkat, dan pokir tersebut baru dipotong setelah mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menjabat sebagai presiden.

"Akibatnya dari 2014 pokir yang ada kita potong, tidak kita cairkan. Tapi kita lihat ya pokir mulai menurun dari 2012, kita mulai kurangin tinggal 40 persen. Tapi karena nilainya besar yang terjadi dari silpa (Sisa lebih Pembiayaan anggaran) Rp 9 triliun, Rp 7,1 triliun itu pokir. Jadi ini yang kita tutup. Itu pun masih bocor. Mungkin gara-gara ini rapot saya nggak lulus. Gak papa," papar Ahok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement