REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Hujan pertengahan pekan kemarin, merupakan paling lebat selama memasuki penghujung musim hujan tahun ini. Dampaknya menimbulkan bencana banjir hingga daerah hilir, Kota Solo.
Hujan deras dengan intensitas tinggi selama lebih dari tiga jam menyebabkan luapan seluruh sungai. Menurut banyak pihak, pemicu bencana banjir disebabkan pendangkalan sungai dan Waduk Cengklik.
"Waduk Cengklik memang sudah kritis. Tingkat pendangkalan sangat parah sehingga air hujan dan limpahan dari sungai tidak mampu ditampung, akhirnya bludak," ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Boyolali Agung Supardi, Sabtu (25/4).
Menurut Agung, banjir yang terjadi kemarin, merupakan banjir terbesar karena merendam ribuan rumah warga. Biasanya, banjir yang datang hanya setinggi betis.
Namun, kali ini ketinggian air mencapai satu hingga dua meter. Bahkan, sampai masuk ke rumah warga dan sekolah. ''Banjir kemarin paling parah''.
Untuk mencegah bencana banjir tidak meluas ke wilayah lain, pihaknya mendesak instansi terkait segera melakukan pengerukan Waduk Cengklik dan sungai-sungai yang mengalir di wilayah Boyolali. Bila tidak segera dilakukan engerukan dikhawatirkan musibah banjir bakal meluas.
Selain pendangkalan Waduk Cengklik, Agung juga menyoroti penanganan sungai di wilayah Ngemplak dan sekitarnya yang dinilai kurang maksimal. Sungai-sungai yang banyak bermuara di Kali Pepe, juga mulai dangkal. Selain banyak sampah, juga banyak rumput.