Kamis 23 Apr 2015 22:24 WIB

'Pengelola Vila Harus Bantu Warga Dusun Duduk Atas NTB'

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Djibril Muhammad
Air kotor (Ilustrasi)
Air kotor (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATULAYAR -- Warga Dusun Duduk Atas, Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat mengkonsumsi air hujan selama berpuluh-puluh tahun. Kondisi tersebut begitu ironis karena tidak jauh dari dusun tersebut, villa-villa mewah dibangun.

Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, Kasdiono meminta agar para pengusaha dan pemilik villa di sekitar Dusun Duduk Atas menyalurkan dana pertanggungjawaban sosialnya (CSR) kepada masyarakat. Hal itu agar kesulitan yang dialami masyarakat setidaknya bisa sedikit teratasi.

"Kesulitan ini ya harus diatasi. Saya berpikir bagaimana pengusaha atau pemilik vila memiliki rasa sosial dengan menyalurkan dana tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang ada disekeliling," ujarnya kepada Republika saat ditemui di Dusun Duduk Atas, Kamis (23/4).

Ia menuturkan, anggota dewan yang memiliki suara di Dusun Duduk Atas pasti mempunyai hasil-hasil yang ditemukan saat reses kemarin. Oleh karena itu, hasil daripada reses akan menjadi kesimpulan di paripurna dan selanjutnya akan dibuatkan program.

Raodah, warga Dusun Duduk Atas mengatakan jika musim hujan tiba maka masyarakat  yang memiliki penampung air akan menampung air tersebut dalam bak yang sudah disiapkan sebelumnya. Selanjutnya, air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari semisal minum, memasak, mencuci dan air wudhu.  

"Air hujan di tampung terus digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya kepada Republika saat berada di Dusun Duduk, NTB, Kamis (23/4).

Ia menuturkan, meskipun air hujan yang ditampung selama beberapa hari mengeluarkan ulat ataupun nyamuk. Masyarakat tetap mempergunakan air tersebut dikarenakan ketiadaan air bersih diwilayah tersebut dengan cara direbus ataupun disaring terlebih dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement