REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Divine Production selaku pihak penyelenggara pesta bikini SMA untuk merayakan selesainya ujian nasional, meminta maaf atas kehebohan yang terjadi.
Dalam konferensi pers yang dilakukan pada Kamis (23/4) malam di sebuah kafe di Jakarta Barat, Divine Production juga meminta maaf kepada sejumlah sekolah di Jakarta dan Bekasi, yang namanya tercatut dalam undangan dan beredar di beberapa media sosial serta pemberitaan belakangan ini.
Kara Putri (20), selaku Project Manager dari Divine Production juga menyatakan jika acara 'Splash After Class' resmi dibatalkan. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa sekolah-sekolah yang namanya tercantum dalam sejumlah pamflet yang beredar, tidak terlibat langsung dalam acara tersebut.
"Divine Production juga tidak pernah mengundang anak-anak sekolah pada acara tersebut," katanya.
Kara mengakui, tersebarnya berita serta kehebohan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan dari tim promosi mereka.
Pencantuman nama-nama sekolah dalam pamflet yang tersebar juga diakui merupakan kesalahan dari tim promosi mereka yang hingga saat ini, menurutnya, tidak diketahui keberadaannya.
"Kesalahan memang kami akui ada di tim promosi kami," ujarnya.
Kara yang baru setahun bekerja sebagai Project Manager, juga menjelaskan kalau tema 'Goodbye UN', diambil lantaran acara digelar di bulan April bertepatan dengan selesainya ujian nasional.
Ia menjelaskan, kalau dresscode asli dalam acara yang rencananya digelar tanggal 25 April 2015 tersebut adalah Summer Dress, semacam gaun-gaun santai dengan tema Pool Party dan bukan bikini party.
Dari kejadian ini, Divine Production mengaku telah merugi sekitar puluhan juta rupiah akibat acara yang rencananya akan mengundang sejumlah bintang tamu seperti Putri Daneza, Mahesa Utara dan Maharani, tersebut dibatalkan.
Rencananya, besok mereka akan mengirimkan surat permohonan maaf ke sekolah-sekolah yang namanya tercantum dalam pamflet di sejumlah media sosial.