Kamis 23 Apr 2015 17:17 WIB

Pengamat: Pidato Jokowi Saat KAA Lompatan Besar

Presiden Jokowi bersama delegasi negara Asia-Afrika saat membuka acara Asian African Business Summit di Jakarta
Foto: VOA
Presiden Jokowi bersama delegasi negara Asia-Afrika saat membuka acara Asian African Business Summit di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Boni Hargens menilai pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Konferensi Asia Afrika ke-60, adalah lompatan besar bagi Indonesia.

"Tindakan berani Presiden Jokowi yang mengoreksi dan mengkritik lembaga keuangan seperti IMF, World Bank dan PBB adalah sebuah manuver besar yang biasa dilakukan pemimpin Amerika Latin namun hal yang baru dilakukan di Asia, khususnya Indonesia sesudah Soekarno," katanya di Jakarta, Kamis (24/4).

Boni mengatakan dengan pidato presiden tersebut diharapkan bisa membangkitkan citra Indonesia sebagai salah satu kekuatan yang diperhitungkan di dunia terutama dalam politik.

"Dulu kita mengenal kebesaran Bung Karno dan keberaniannya dan hari ini di ulang kembali oleh Joko Widodo, saya kira ini harapan untuk kita, bahwa Indonesia ke depannya bisa menjadi macan Asia disegala dimensi tidak hanya ekonomi terutama politik," ujarnya.

Dia juga mengungkapkan untuk menangkal paham radikal yang berkembang dan meluas di kawasan Asia dan Afrika yang selalu berkaitan dengan ketidakadilan dalam struktural yang sifatnya global, membutuhkan solidaritas dalam menata kembali tata dunia baru.

"Hari ini KAA diajak oleh Presiden Jokowi untuk bersama dengan solidaritas kawasan membangun tata dunia baru yang adil guna mengantisipasi segala bentuk ketidakadilan dan meredam kemungkinan munculnya radikalisasi dan terorisme dan segala bentuknya," jelasnya.

Boni melanjutkan, Sistem pembangunan dan tata ekonomi yang hanya merugikan negara berkembang harus di koreksi total dan perlu juga munculnya solusi alternatif dari kawasan negara-negara selatan yang bisa diambil dari pidato presiden itu untuk mengoreksi tata dunia yang tidak adil.

"Munculnya lembaga regional seperti Asian Development Bank di bidang ekonomi lalu di bidang politik ada ASEAN. Peran daripada lembaga-lembaga regional ini juga harus pro aktif dalam ikut mempengaruhi penataan dunia, karena jika tidak, sama saja seperti kita mendukung sistem hegemoni yang sudah berlangsung puluhan tahun," katanya.

Ia menambahkan pidato Presiden Joko Widodo tersebut harus menjadi warna politik dunia di abad 21 dengan segala organisasi regional yang muncul sebagai solusi.

"Khususnya negara-negara selatan dengan segala organisasi regional harus muncul sebagai solusi alternatif untuk mengatasi krisis ekonomi politik global yang berkepanjangan," tandasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement