Kamis 23 Apr 2015 16:30 WIB

SBY: Hentikan Konflik di Timur Tengah

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi pembicara (keynote speaker) dalam perhelatan Parlemen Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (23/4). (Republika/Agung Supriyanto)
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi pembicara (keynote speaker) dalam perhelatan Parlemen Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (23/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan kepada bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk menghentikan perang dan konflik di antara negara-negara di kawasan tersebut.

"Masih banyak perang terjadi. Kita harus hentikan konflik di Yaman, ISIS dan tempat-tempat lain," kata SBY dalam Konferensi Parlemen Asia Afrika 2015 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (23/4).

Ia mengatakan dalam sejarah bangsa-bangsa Asia-Afrika, termasuk Indonesia sendiri, pernah terjadi konflik internal maupun perang saudara, misalnya Afrika Selatan, Rwanda dan Kamboja. Namun, di antara negara-negara yang pernah berkonflik itu, tidak sedikit pula yang berhasil tumbuh baik secara ekonomi maupun politiknya.

"Saat ini adalah era untuk Asia dan Afrika. Perekonomian di Asia tumbuh, begitu pula di Afrika. Bangsa-bangsa Asia-Afrika harus bergerak untuk meraih kesempatan dan membuat kawasan ini menjadi lebih baik," tuturnya.

Kepada wartawan seusai berpidato di hadapan delegasi parlemen Asia Afrika, ia mengatakan forum Konferensi Asia Afrika kali ini diselenggarakan pada waktu yang tepat. Menurutnya, forum Konferensi Asia Afrika harus digunakan sebaik-baiknya untuk memastikan kerja sama antarnegara dapat dilaksanakan dengan baik.

"Semangat Asia-Afrika tidak pernah hilang. Bila dulu semangatnya antikolonialisme, antipenjajahan, sekarang semangatnya berjuang untuk perdamaian, keadilan dan kesejahteraan," katanya.

Ia berharap penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 2015 bisa membawa angin baru bagi Indonesia untuk berperan dalam percaturan global. "Yang lebih penting rakyat Indonesia mendapatkan manfaat dari kerja sama yang harus kita jaga baik," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement