REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mencatat delapan persen dari 9.578 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang terletak di seluruh wilayah Tanah Air, delapan persen atau sekitar 766 unit diantaranya tidak dijaga dokter.
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) Kemenkes Indonesia, Usman Sumantri mengatakan, kebanyakan puskesmas yang tidak memiliki dokter terletak di daerah terpencil yang mayoritas di wilayah timur.
“Seperti di wilayah Papua,” ujarnya pada Republika, Rabu (22/4).
Namun ia meluruskan, sebenarnya puskesmas yang tidak memiliki dokter, letaknya jauh dari permukiman. Selain itu, kata dia, tidak banyak masyarakat yang tinggal disana dan berobat kesana. Akhirnya, para dokter memilih di basecamp di kecamatan. “Namun, dalam satu pekan, para dokter beberapa kali berkunjung ke puskesmas itu. Lagipula, di puskesmas itu juga ada perawat dan bidan,” katanya.
Meski dia mengakui, idealnya satu puskesmas di kota kecil atau daerah dijaga oleh satu dokter. Sedangkan puskesmas di daerah perkotaan dan tempat rawat inap dijaga oleh tiga sampai empat dokter. Namun dia mengakui, jumlah dokter di Indonesia masih kurang. Ia menyebutkan saat ini ada 114 ribu dokter yang tercatat di Indonesia.
Untuk mengatasi persoalan ini, rencananya Kemenkes akan mengirim delapan sampai sembilan tenaga kesehatan terdiri dari dokter, bidan, perawat, terutama di daerah perbatasan.
“Totalnya nanti ada 143 tenaga kesehatan yang dikirim dan jumlahnya secara bertahap ditambah,” katanya.