Selasa 21 Apr 2015 15:40 WIB

Ini Upaya Kembalikan Fungsi Sungai Jakarta

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Dwi Murdaningsih
Kader Palyja dalam program PGC
Foto: dok Palyja
Kader Palyja dalam program PGC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta memiliki 13 sungai besar. Dengan jumlah sungai sebanyak ini, ibukota Indonesia ini seharusnya bisa memenuhi sendiri kebutuhan air bersih warganya. Sayangnya itu tidak terjadi, karena sebagian besar mutu air sungai Jakarta justru sangat buruk.

Salah satu operator pengola air bersih untuk barat Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), bahkan harus memenuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta dari luar ibukota. Kepala Divisi Korporat Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial Palyja, Meyrita Maryanie, mengaku 62,5 persen sumber air baku berasal dari Waduk Jatiluhur. Air baku dari Jakarta hanya cukup memenuhi 4-5 persen dari Cilandak dan 1,5 persen dari Taman Kota.

Di era 80-an, Meyrita menuturkan, sungai Ciliwung sempat menjadi salah satu sumber utama air baku Jakarta. Sayangnya instalasi pengolahan air di sekitar sungai Ciliwung harus ditutup seiring tidak lagi memungkinkannya air Ciliwung sebagai sumber air baku. Air sungai Ciliwung berubah kotor dengan sampah menutupi permukaanya.

Tapi Jakarta butuh ketahanan air. Upaya menyadarkan manusia untuk tidak lagi membuang sampah ke sungai dilakukan. Hal ini dilakukan agar perlahan kondisi air sungai bersih dan airnya bisa digunakan sebagai sumber air baku.

Meyrita mengatakan sumbangsih Palyja adalah dengan membentuk Palyja Green Community (PGC), pemberdayaan kelompok masyarakat disekitar sungai wilayah pelayanan Palyja. Dibentuk sejak tahun 2009, kini Palyja punya tujuh PGC binaan. Yakni di Kelapa Dua RW 03 & Kebon Jeruk RW 01, Karet Tengsin RW 05 &07, Cilandak RW 01, Gandaria Utara RW 11, Kedoya Utara RW 02 dan Pejaten Timur.

Idenya sederhana, bagaimana menyadarkan masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. Hal inipun dilakukan dengan cara pemilahan sampah. Sampah-sampah dipilih dan dikelola menjadi produk kreasi bernilai jual.

"Tadinya kita mikir itu semua kerjaan pemerintah tapi support juga dibutuhkan dari masyarakat, karena masyarakat yang secara ilegal membuang sampah," kata Meyrita.

Jumlah tujuh PGC memang tak banyak. Tapi Palyja berharap inisiatif ini mampu ditularkan oleh PGC yang ada ke lingkungan sekitarnya. Palyja juga diakui akan menggandeng berbagai komunitas lain untuk memperluas upaya ini.

"Ciliwung yang paling siap, karena sudah banyak juga komunitas yang peduli. Mudah-mudahan air Ciliwung bisa digunakan lagi, kalau bisa ambil air di dalam Jakarta kenapa enggak. Paling tidak kita sudah mendidik masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan," ujar Meyrita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement