Senin 20 Apr 2015 18:55 WIB

Sultan HB X Tolak Penggabungan Tol Laut Cina-Tol Laut Indonesia

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
 Sri Sultan Hamengkubuwono X
Foto: Antara
Sri Sultan Hamengkubuwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan tidak setuju bila tol laut Cina di-merge-kan dengan tol laut Indonesia yang akan dibangun Presiden RI Jokowi.

"Sebagaimana ide yang dibuat Pak Jokowi untuk membangun tol laut, Cina juga mempunyai tol laut Cina dan mengusulkan supaya tol laut Indonesia di-merge-kan dengan dengan tol Cina. Saya tidak pernah setuju kalau tol laut Cina di-merge-kan dengan tol laut Indonesia," kata Sultan HB X .

Hal itu disampaikan dia pada acara Bincang-bincang Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Gatot Nurmantyo dengan Aparat Pemda, DPRD, Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda se-DIY, di Hotel Rich Yogyakarta, Senin (20/4),

Menurut Sultan, tol laut Indonesia dibangun untuk memudahkan sistem distribusi nasional misalnya dari Jakarta ke Medan, dan dari Medan ke Papua. Sedangkan Cina membuat tol laut untuk menjual produknya untuk global.

Lagi pula, ia menambahkan, Cina hanya hegemoni bukan superior. "Kalau Indonesia merge dengan tol Cina nanti bangsa Indonesia menjadi konsumen yang baik dan tidak akan kompetitif. Harusnya Indonesia harus kompetitif dan suatu negara itu harus tetap bisa survive.

Sultanmenjelakan, jika Indonesia ingin berkompetisi, seharusnya membangun pelabuhan di Bitung dan di Rupat untuk impor di Barat dan di Timur.

"Harapan saya dari Yogyakarta punya kemandirian. Sudah terlalu lama kita dininabobokan orang asing yang mengeruk kekayaan kita sendiri. Kami berharap dari Yogyakarta punya kemandirin tersendiri dan punya spirit untuk mempertahankan identitas dan lebih bisa survive. Bukan justru masuk sangkar emas, melainkan bersedia survive dan maju," tuturnya.

Menurut Sultan, yang terjadi di bumi nusantara ini sudah 2000 tahun bangsa ini dijajah, bukan 350 tahun. "Apapun yang masuk ke nusantara, impor dari generasi ke generasi. Dulu masyarakat etnik, sekarang bangsa Indonesia diserahkan kepada bangsa lain untuk membangun, bangsa Indonesia dimasukkan ke dalam sangkar emas," ungkap Raja Keraton Yogyakarta ini.

Sultan menegaskan, sudah saatnya bangsa ini bisa menatap masa depan dengan membangun kearifan lokal. Bangsa Indonesia harus punya keyakinan untuk kompetitif dengan bangsa lain dan maju bersaing.

Gatot sependapat dengan Sultan HB X, gotong royong dan kearifan lokal benar-benar membentengi masyarakat dari segala macam ancaman.

"Ancaman sekarang itu lewat berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai dari kehidupan rumah tangga dan seterusnya. Bangsa kita sudah diikat oleh aturan bangsa lain, karena bangsa kita kaya. Kekayaan sumber daya justru menjadi petaka bagi negara lain . Karena itu jangan sampai kekataan kita justru menjadi petaka," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement