REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Beban hidup rakyat semakin terjepit. Isu pemerintah akan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) elpiji bersubsidi 3 kg menjadi Rp 20 ribu, dalam waktu dekat, ternyata sudah disambut penjual elpiji di pangkalan dan eceran dengan menaikkan lebih awal harga elpiji tabung melon tersebut.
Saat ini, pentauan Republika di beberapa pangkalan dan eceran dalam kota Bandar Lampung, Senin (20/4), elpiji 3 kg rata-rata sudah menaikkan harga semua. Di pangkalan, harga elpiji melon ini naik dari Rp 16 ribu menjadi Rp 17.500 per tabung, sedangkan di eceran dan warung pemukiman penduduk sudah naik mencapai Rp 20 ribu per tabung.
Menurut Erma, pemilik pangkalan di Jalan Imam Bonjol Bandar Lampug, kenaikkan harga elpiji sudah terjadi di agen setelah ada isu pemerintah akan menaikkan harga elpiji 3 kg menjadi Rp 20 ribu per tabung.
"Sekarang sudah naik mas. Jadi Rp 17.500 per tabung. Kalau di eceran dan warung sudah Rp 20 ribu semua," kata Erma.
Sebelumnya, pangkalan miliknya mematok harga pembelian dengan partai kecil hanya Rp 16 ribu per tabung, dan pembelian dengan partai besar Rp 15 ribu per tabung. Ia menyatakan harga elpiji bersubsidi untuk rakyat ini akan naik lagi ketika pemerintah mengumumkan HET elpiji jadi Rp 20 ribu. "Harga elpiji kecil ini bisa Rp 25 ribu per tabung," ujarnya.
Lina, warga Tanjungkarang Barat, menyesalkan dengan kebijakan pemerintah sekarang yang terus menerus menaikkan sejumlah komoditas utama hidup rakyat. Kenaikan harga barang dan jasa, menurut dia, selalu menjadi prioritas pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla saat ini. "Apa tidak ada cara lain selain selalu menaikkan harga-harga barang," ucap ibu dua anak ini.
Rudi, pedagang gorengan di Pasar Hanura, Kabupaten Pesawaran, mengaku sangat berat menghadapi hidup setelah pemerintah "doyan" menaikkan harga-harga barang keperluan rakyat kecil. Menurut dia, harga bahan bakar minyak, sembako, ongkos angkutan kota, listrik, dan kebutuhan lainnya, sekarang harga elpiji sudah naik lagi.
"Beban rakyat makin berat sejak pemerintahan sekarang. Semua pada naik, sedangkan pendapatan rakyat kecil tidak naik-naik. Ini tidak adil," ujar bapak empat anak yang sehari-hari memerlukan elpiji 3 kg untuk berdagang gorengan.