REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Program Studi Hubungan Internasional Universitas Diponegoro Semarang Tri Cahya Utama mengatakan Indonesia masih kurang berperan di kawasan Afrika sehingga mempersulit hubungan dengan kawasan Asia.
"Sebenarnya, apa yang terjadi di Indonesia bisa menjadi contoh dan model dalam hal demokrasi, hak asasi manusia, dan ekonomi bagi negara-negara Afrika dan Asia," kata Tri Cahya Utama dihubungi di Jakarta, Ahad (19/4).
Tri mengutarakan bahwa masih relatif banyak negara berkembang yang melakukan pembatasan politik untuk mengembangkan perekonomiannya. Hal itu pun dilakukan Indonesia pada masa Orde Baru. Namun, setelah reformasi 1999, pembatasan politik di Indonesia telah dihapuskan. Demokrasi politik dan pengakuan hak asasi manusia bisa berjalan beriringan dengan perkembangan ekonomi.
"Sebagai tuan rumah, Indonesia bisa menunjukkan itu pada Konferensi Asia Afrika 2015. Delegasi yang hadir pun bisa melihat sendiri," tuturnya.
Selain itu, sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, Tri mengatakan bahwa Indonesia juga bisa menjadi contoh bagi negara lain. Indonesia bisa menunjukkan diri sebagai Islam moderat. "Pada saat negara-negara lain berkonflik karena agama dan sekte, umat Islam di Indonesia bisa hidup berdemokrasi dengan kemajuan ekonomi dan kebebasan berpendapat," katanya.
Tri mengatakan bahwa Indonesia juga bisa menunjukkan bahwa di dalam negeri tidak terjadi konflik antarsekte sebagaimana terjadi di Timur Tengah. "Apa yang kita miliki ini bisa menjadi modal dan contoh yang berguna bagi negara Asia-Afrika lainnya," tuturnya.