REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kerajinan kerang simping untuk lapisan mebel produksi Kampung Sambeng Sidorejo, Solo, Jawa Tengah, banyak diminati konsumen dari mancanegara, seperti Jerman, Inggris dan negara Eropa lainnya.
Sri Haryani (34), perajin warga RT 06 RW 02 Sambeng Sidorejo, Banjarsari, di Solo, Jumat (17/4) mengatakan kerajinan kerang itu melapisi produknya seperti vas bunga, asesoris ikan, kursi, asbak, tempat buah, guci dan pernak pernik hiasan rumah lainnya.
"Namun, saya tidak mengekpor langsung ke Negara Eropa. Saya melalui sebuah perusahaan eksportir di Sukoharjo," kata Sri Haryani yang mengaku menekuni bisnis dengan label "Anie Craft" itu sejak 2012.
Sri Haryani mengatakan, harga produk kerajinan kerang tersebut bervariasi, misalnya asbak ditawarkan sekitar Rp 60 ribu per biji, tempat buah dengan media kayu yang dilapisi kerang mencapai Rp 120 ribu per biji, kap lampu dari Rp 35 ribu hingga Rp 150 ribu per biji, vas bunga Rp 40 ribu hingga Rp 80 ribu per biji, asesoris ikan Rp 175 ribu per biji dan guji Rp 75 ribu per biji.
Sri Haryanti dengan dibantu oleh dua hingga empat tenaga kerja mampu memproduksi kerajinan kerang rata-rata sekitar 350 biji per bulan. Pekerjaan ini, memang harus telaten dan sabar. "Saya bulan ini mendapatkan orderan sebanyak 450 biji yang rencananya untuk memenuhi permintaan konsumen dari Eropa," katanya.
Kendati demikian, kata Sri Haryani, dirinya hanya seorang perajin yang memasok ke sebuah perusahaan eksportir, sehingga produknya tergantung permintaan pesanan konsumen saja. Jika kondisi pasar sedang ramai permintaan konsumen rata-rata bisa hingga 1.000 biji berbagai jenis per bulan.
Sri Haryani menjelaskan, cara membuat kerajinan kerang tersebut berawal dari bahan baku kerang jenis simping yang digoreng dengan pasir. Bahan baku kerang didatangkan dari Yogyakarta, dan harganya per kilogram sekitar Rp 12 ribu.
Menurut dia, bahan baku kerang jenis simping tersebut persediaan cukup. Kerang setelah digoreng pasir kemudian dimasukan ke tempat yang hampa udara dan diberikan zak kimia untuk melunakan. Kerang yang sudah diberi zat kimia itu, disimpan selama dua hari hingga lunak. "Kerang yang sudah lunak bisa ditempelkan ke media kayu atau gerabah tergatung pesanan. Cara penempelan kerang dengan lem kayu," katanya.
Kerang yang sudah ditempelkan ke media sebagai lapisan terlihat cantik, kata dia, kemudian dikeringkan dan siap pengepakan untuk dikirim ke pelanggan. Menurut dia, dirinya yang menekuni kerajinan kerang tersebut mampu memperoleh penghasilan rata-rata sekitar Rp 6 juta per bulan.