Rabu 15 Apr 2015 01:59 WIB

Pemerintah Danai Pesawat R80, PT DI: Jangan Lupakan Marketnya

Rep: C85/ Red: Bayu Hermawan
PT Dirgantara Indonesia
Foto: REzza Estily/Antara
PT Dirgantara Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dirgantara Indonesia (DI) menyambut baik komitmen Presiden Joko Widodo untuk memberikan suntikan modal bagi pengembangan pesawat R80. PT DI juga berharap pemerintah tidak melupakan segi pemasaran pesawat yang idenya berasal dari mantan Presiden Indonesia BJ Habibie

Kepala Humas PT DI Rakhendi Triatna menjelaskan, justru biasanya pengembangan sebuah unit pesawat dilakukan setelah ada pasar atau pemesan. Untuk itu, pengembangan pesawat perlu didanai, hanya saja pemerintah harus juga membantu mencarikan pasar.

"Kami sih senang karena dengan dibantu, kami bisa mulai kerjakan. Dan engineer kami bisa latihan juga. Cuma permasalahan paling utama, kalau pesawatnya sih kami yakin bisa buat. Tapi justru marketnya. Market di 80 penumpang ada. Tapi bersaing dengan pesawat 100 penumpang dan ATR. Nah mampu tidak?," jelasnya.

Ia mengatakan, PT DI sendiri berharap pemerintah justru mengembangkan pasar yang bisa disasar oleh R80. Dia menambahkan, proyek R80 ini dikembangkan oleh PT RAI milik keluarga BJ Habibie. PT DI, lanjutnya, sebatas pelaku produksi dan pengembangan.

"Dana, kalau kasih modal bisa saja. Tapi jadinya nanti milik negara. Ini yang penting adalah pengembangan. Belum hasilkan uang. Itu 5 tahun bikin prototype. Itu pengembangan saja butuh 1 miliar dolar AS. Lalu baru bisa dijual," katanya.

Namun sebelum itu, tambah Rakhendi, pemerintah harus memperjelas dahulu status proyek R80 ini apakah dikerjakan oleh swasta atau pemerintah. Pasalnya, apabila pemerintah memberikan pendanaan maka proyek ini akan menjadi proyek pemerintah, bukan lagi PT RAI.

"Kalau pemerintah ingin mendanakan bisa saja tapi tidak lagi milik RAI atau bisa jadi dibeli lalu yang kerjakan PT DI. Nah itu masih belum jelas. Kalau misal pemerintah mendanai itu bagus saja, tapi masyarakat akan tanyakan. Ini kaitannya soal dana. Kalau yang kerjakan swasta kan bisa," ujarnya.

Seperti diberitakan, Mantan Presiden BJ Habibie hingga kini terus mengembangkan industri penerbangan Tanah Air. Saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalamNational Innovation Forum (NIF) 2015 di Pusat penelitian IPTEK (Puspitek) Serpong, Habibie meminta dukungan pemerintah dalam pengembangan industri pesawat.

Habibie menjelaskan, saat ini ia tengah mengembangkan pesawat baling-baling R80 yang menurutnya paling cocok digunakan untuk menjangkau antarpulau di Indonesia. Ia mengaku, telah melakukan studi kelayakan pesawat tersebut selama dua tahun di Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement