Selasa 14 Apr 2015 16:07 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Korut Pastikan Hadiri Peringatan KAA

Rep: c01 / Red: Hazliansyah
Pengosongan Jl Asia Afrika pada gladi kotor persiapan Konferensi Asia Afrika (KAA), di koplek Gedung Merdeka, dan Alun-alun Kota Bandung, Rabu (1/4). (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengosongan Jl Asia Afrika pada gladi kotor persiapan Konferensi Asia Afrika (KAA), di koplek Gedung Merdeka, dan Alun-alun Kota Bandung, Rabu (1/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Korea Utara dipastikan hadir di acara puncak peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Kota Bandung, Jawa Barat.

"Datang (Korea Utara)," ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Abdurrahman Mohammad Fachir di sela Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri yang diselenggarakan di Museum Asia Afrika, Selasa (14/4).

Fachir menyatakan delegasi Korea Utara akan hadir dalam puncak peringatan KAA ke-60 pada 24 April mendatang. Sedangkan Pimpinan Korea Utara Kom Jong-Un hampir dipastikan tidak hadir. Meski begitu, Fachri tetap berharap yang datang di tingkat presiden.

Fachri mengatakan undangan untuk peringatan KAA disebar ke seluruh negara Asia-Afrika yang terdiri dari 55 negara Asia dan 54 negara Afrika. Ia menyatakan undangan juga tetap diberikan kepada negara yang sedang terlibat konflik. 

Fachri berharap negara-negara tersebut bisa hadir meski juga memaklumi dinamika yang sedang terjadi di negara tersebut.

Dari 109 negara Asia Afrika yang diundang, negara yang sudah memastikan akan hadir sekitar 70 negara. Meski begitu tidak semua negara direpresentasikan langsung oleh kepala negara masing-masing. Sebagian besar negara diwakili kehadirannya oleh delegasi.

"Kalau kepala negara (yang hadir), saya pikir masih sekitar 20-an. Kita berharap nanti bertambah lagi," lanjutnya.

Fachri juga menyatakan, salah satu yang akan dihasilkan dalam peringatan KAA ke-60 ialah dokumen "Pesan Bandung". Dalam dokumen atau deklarasi tersebut akan terlihat pesan yang ingin disampaikan secara menyeluruh. Pesan tersebut, lanjut Fachri, tidak hanya ditujukan bagi negara yang sedang bersengketa. Pasalnya dokumen Pesan Bandung tersebut juga memuat hal-hal terkait pembangunan.

"Semua aspek. Dari sisi keamanan, ekonomi dan sosial," ungkap Fachri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement