REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Desa Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar menegaskan pentingnya peran transmigrasi dalam menciptakan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui transmigrasi harapannya pemerataan pembangunan bisa terjadi terkhusus bagi kawasan Indonesia timur.
"Pembangunan jangan hanya terkonsentrasi di pulau Jawa atau di kota-kota besar saja, tapi harus merata di seluruh pelosok Indonesia. Sehingga kesejahteraan bisa dinikmati seluruh rakyat, " ujar Menteri Marwan di Jakarta, Ahad (12/4).
Harus diakui, pembangunan nasional yang selama ini terkosentrasi di Jawa, telah menciptakan kesenjangan sosial ekonomi terhadap wilayah-wilayah di luar Jawa khususnya di kawasan timur Indonesia. Hal itu tercermin pada masih banyaknya daerah tertinggal yang sebagian besar berada di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan. "Peran penting transmigrasi adalah memecah konsentrasi itu melalui penataan mobilisasi penduduk. Daerah baru lalu dibangun untuk menjadi kawasan produktif secara ekonomi," terang Menteri Marwan.
Politisi asal PKB ini menegaskan, transmigrasi telah menjadi bagian strategis dalam upaya Pemerintah mengurangi angka kesenjangan pendapatan (gini ratio) sebanyak 0,05 persen dari angka sebelumnya 0,41 menjadi 0,36 selama 5 tahun ke depan.
Transmigrasi, kata Marwan, menjadi program andalan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh daerah. Ini upaya untuk meningkatkan produktifitas dan pendapatan masyarakat di berbagai daerah. "Harapannya kesejahteraan makin merata di seluruh wilayah tanah air.Juga kesenjangan sosial ekonomi juga akan makin menyempit," ujar Menteri Marwan.
Ia menambahkan, pemerataan kesejahteraan diwujudkan melalui pemerataan pembangunan ke wilayah-wilayah yang selama ini belum banyak tersentuh pembangunan. Seperti wilayah terpencil yang tidak berpenghuni atau minim penduduknya. Sementara keberadaan penduduk merupakan faktor utama pembangunan di suatu wilayah. Melalui transmigrasi yang menempatkan penduduk secara permanen, pembangunan di wilayah tersebut akan semakin mudah dilaksanakan."Ujung-ujungnya roda ekonomi masayarkat juga ikut tergerak," kata dia.
Peran penting transmigrasi secara nyata telah berhasil membangun wilayah-wilayah terpencil di luar Jawa menjadi kawasan pertanian yang tumbuh menjadi sentra-sentra produksi, yang kemudian berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru yang menggerakkan ekonomi wilayah-wilayah sekitarnya.
Dari pusat pertumbuhan baru tersebut bahkan terbentuk pusat pemerintahan baru. Tercatat sebanyak 1.168 desa, 385 kecamatan serta 104 kabupaten/kota baru. Bahkan dua ibukota provinsi di Indonesia berasal dari unit permukiman transmigrasi, yaitu Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barat, dan Tanjung Salor atau Bulungan ibukota Provinsi Kalimantan Utara.