REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Ketersediaan obat di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu menipis. Bahkan, stok saat ini tidak cukup untuk sebulan ke depan. Pada APBD 2015, stok obat tidak dianggarkan. Rencananya pengadaan bakal diajukan saat Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Ada sekitar 40 item obat yang bakal habis sampai akhir bulan ini, kami sudah koordinasi dengan Dinkes Provinsi dan Pusat, guna menyuplai kekurangan obat,” ungkap Plt Kadinkes, Enny Rachyuningsih, Kamis (9/4) jelasnya.
Selain itu, meski diajukan pada PAK, pengadaannya tidak akan maksimal. Pasalnya, pengadaan obat tidak sama dengan e-katalog dan program lain di mana, harus pesan di awal tahun.
“Tidak dianggarkan mengingat stok yang ada masih banyak, makanya stok yang ada dihabisin terlebih dulu,” pungkansya.
Pengajuan stok obat dengan anggaran sekitar Rp 1,4 miliar dicoret DPRD Kota Batu. Sebab, penggunaan setiap tahun dianggap tidak jelas dan selalu dianggarkan setiap tahun. Enny menyatakan, stok obat selama ini dikhususkan bagi peserta BPJS. Apalagi, stok yang menipis kategori obat antibiotik.
“Kalau pasien umum kami tidak khawatir, karena dokter hanya membeli resep. Obatnya bisa didapat di apotek dan lainnya,” jelas dia.
Ia mengaku, Dinkes Kota Batu berupaya maksimal mendapat dukungan Dinkes Provinsi dan Pusat. Ia juga menjamin, pelayanan di tingkat Puskesmas dan rumah sakit kerjasama tidak bakal terganggu.
“Jangan khawatir, pemerintah usahakan yang terbaik. Kami juga sudah koordinasi dengan BPJS, jika ada pasien komplain nantinya,” paparnya.