Selasa 18 Aug 2020 17:42 WIB

"Entah Bagaimana Nasib Saya Kalau Tidak Punya Kartu"

Melalui program JKN-KIS ini, pasien bisa rutin mendapatkan obat di apotek.

Mardi (52 tahun) yang berkerja sebagai tukang becak.
Foto: BPJS Kesehatan
Mardi (52 tahun) yang berkerja sebagai tukang becak.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA – Wabah pandemi Virus Corona (Covid-19) yang terjadi saat ini telah membuat kondisi ekonomi masyarakat menurun. Banyak diantara mereka yang mengalami penurunan pada pendapatannya atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Seperti inilah yang dirasakan oleh Mardi (52 tahun) sekarang ini. Pria paruh baya yang berkerja sebagai tukang becak ini sangat merasakan bedanya penghasilan yang ia peroleh pada masa pandemi Covid-19 ini dengan saat sebelum pandemi.

Selain harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari, Mardi juga harus berjuang dengan berbagai penyakit yang dialaminya. Saat ditemui pada pekan lalu, Mardi sedang menunggu pelanggan becaknya dipinggir jalan.

Dalam rilis BPJS Kesehatan yang diterima pers kemarin, Mardi bercerita bahwa ia telah menderita bermacam-macam penyakit sejak empat tahun silam. Untungnya, pria yang kini tinggal di Jalan Kalimantan Kota Palangka Raya ini juga sudah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dibiayai oleh pemerintah.

Mardi mengakui bahwa dengan adanya program JKN-KIS yang dimilikinya sangat membantu dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan akibat penyakit yang dideritanya.

Ia kerap memakai (manfaatkan) kartu JKN-KIS tersebut. "Karena umur sudah tua jadi banyak penyakitnya," kata Mardi. Ia mengingat pernah menggunakan kartu Indonesia Sehat untuk berobat jantung, berobat ginjal, dan periksa paru-paru di rumah sakit.

"Yang terakhir saya juga gunakan untuk berobat asam urat, kaki saya sampai bengkak. Untung saja kalau pakai kartu JKN-KIS ini tidak bayar," kata Mardi lagi. 

Entah bagaimana nasibnya kalau tidak punya kartu. Mardi pasti tidak bisa berobat. "Saya karena tidak ada uang, apalagi kondisi lagi susah begini,” kata dia.

Mardi juga mengatakan bahwa melalui program JKN-KIS ini dirinya bisa rutin mendapatkan obat setiap bulannya yang bisa diambil di apotek. Ia tidak harus sering-sering datang ke rumah sakit apabila obat yang harus dikonsumsinya telah habis.

“Setiap bulan saya juga tinggal mengambil obat di apotek, saya harus rutin minum obat, jadi saya tinggal ambil di apotek. Kalau sudah lima bulan, biasanya saya baru pergi ke rumah sakit untuk periksa lagi dengan dokter,” tambah Mardi.

Mengakhiri cerita, Mardi mengatakan sangat bersyukur punya kartu JKN-KIS yang bisa membantunya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus terbebani dengan biaya pengobatannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement