REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang, Banten menyerahkan penanganan kasus tewasnya pelajar SMK PGRI 2 akibat tawuran ke kepolisian. Ahmad Arifin, pelajar kelas 2 SMK PGRI 2 tewas tertancap samurai di kepala dalam tawuran Senin (6/4) siang di kawasan pendidikan Cikokol.
Sekretaris Daerah Kota Tangerang Dadi Budaeri di Tangerang, Selasa mengatakan, berdasarkan informasi di lapangan, tawuran itu melibatkan lima sekolah dengan empat di antaranya bergabung untuk melawan satu sekolah lainnya. Kelima sekolah tersebut adalah SMKN 4, SMKN 2, SMK Yuppentek 1, SMK PGRI 2 Tangerang, dan SMK Voctech.
Pada Selasa ini, lanjutnya, pihaknya telah mengumpulkan kelima kepala sekolah tersebut.
"Kita sudah kumpulkan semua kepala sekolah yang terkait dengan tawuran pelajar itu," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, menurut dia, telah dibahas pula upaya untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi.
"Kita akan tingkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa setelah pulang sekolah agar tidak terulang lagi," paparnya.
Kapolsekta Tangerang Kompol Bambang mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah pelajar dari dua sekolah yang diduga terlibat tawuran.
"Begitu pula dengan barang bukti berupa samurai yang tertancap di kepala pelajar, telah kita amankan untuk bahan penyelidikan," ujarnya.