Jumat 03 Apr 2015 12:10 WIB

Yusril: Politikus Berjiwa Besar Harus Taat dan Patuhi Hukum

Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.
Foto: Republika
Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra memberikan pandangannya tentang politisi, hukum, dan negara hukum. Ia menegaskan dalam negara hukum semua orang harus tunduk dan patuh pada hukum.

Hukum adalah mekanisme untuk menyelesaikan konflik melalui cara-cara damai, aman, dan bermartabat. Jiwa dari hukum adalah keadilan. Merumuskan menafsirkan dan melaksanakan norma hukum harus dengan jiwa besar.

Hukum terkait dengan kekuasaan. Hukum tanpa kekuasaan takkan pernah berjalan efektif. Tapi kekuasaan tanpa hukum adalah kesewenangan

"Setiap politikus harulah berjiwa besar untuk taat dan patuh pada hukum. Apalagi dia menjalankan aktivitasnya di sebuah negara hukum" tulisnya lewat akun twitter pribadinya @Yusrilihza_Mhd yang dikutip Republika, Jumat (3/4).

"Jiwa besar politikus itu akan menjadi contoh bagi pengikutnya dan menjadi panutan bagi rakyatnya" tambahnya.

Ia mengatakan tanpa jiwa besar politikus, hukum hanya akan menjadi permainan dan alat legitimasi untuk membenarkan kelakuan yang salah dan keliru.

"Hukum ditafsir2kan dan diputarbalikkan sesuka hati lalu disosialisasikan agar diterima sebagai alat legitimasi dan justifikasi"

Maka yang terjadi adalah rusak dan binasalah masyarakat, bangsa dan negara. Yang ada di negara itu bukan hukum melainkan kekuasaan. Yang kuat menindas yang lemah, semaunya dan seenaknya.

"Maka yang lemahpun bertanya, untuk apakah ada negara? Apakah negara hanga alat untuk menindas yg lemah oleh tangan2 orang yg berkuasa?  Na'udzubillahi min dzalik.. Kami berlindung kepada Allah dari hal yg seperti itu. Amin.."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement