REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kabupaten Sleman Yogyakarta resah dengan keberadaan Kedai 24 yang menggunakan konsep menu 'vulgar' disetiap nama pada makanan dan minuman yang dijualnya.
Saat ini, warga berupaya agar pemilik Kedai 24 tersebut mengubah konsep warung dalam bentuk nama-nama vulgar pada nama menu makanan, minuman serta dekorasi dan interiornya.
"Saat ini kami dari forum komunikasi psikolog puskesmas se kabupaten sleman merasa resah dengan usaha Kedai 24 yang menggunakan konsep menu 'vulgar' di setiap nama pada makanan dan minuman yang dijual," demikian pernyataan sikap Forum Komunikasi Psikolog Puskesmas se-Kabupaten Sleman dalam keterangan tertulisnya kepada ROL, Senin (30/3).
Banyaknya tempat kuliner di Yogyakarta lantas membuat persaingan antar tempat kuliner menjadi semakin ketat. Ini secara otomatis membuat para si pemilik kedai atau restoran memutar balik otak untuk menarik hati pelanggan, mulai dari menawarkan kuliner dengan harga yang murah sampai memunculkan ide-ide gila dan unik yang membuat konsumen tertarik untuk singgah.
Salah satunya adalah Kedai 24, kedai ini sebenarnya menawarkan menu yang terbilang biasa, seperti nasi goreng, sosis goreng, mie instan, coklat panas, dan makanan atau minuman lain yang sebenarnya mudah ditemui di tempat lain. Namun yang membuat tempat ini dikeluhkan oleh masyarakat setempat adalah konsep toko yang “vulgar”.