Senin 30 Mar 2015 10:59 WIB

Akses Toraja-Bali Segera Terbuka

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Indah Wulandari
Syahrul Yasin Limpo
Foto: Antara
Syahrul Yasin Limpo

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR --  Sulitnya akses cepat menuju kawasan wisata Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal  terpecahkan. Saat ini, pemerintah menggenjot pembangunan Bandar Udara Buntu Kuni yang ditargetkan beroperasi pada 2018.   

Bandara Buntu Kuni dibangun di Kecamatan Mangkendek, Tana Toraja. Para pelaku industri pariwisata  di Tana Toraja khusunnya,  sangat berharap Bandar Udara Buntu Kuni dapat selesai tepat waktu. Hal itu. agar akses wisatawan ke daerah tersebut lebih lancar.

Gubernur Sulsel  Syahrul Yasin Limpo mengatakan, wisatawan mancanegera yang mengunjungi Bali sebetulnya banyak yang mengagendakan untuk juga  ke Toraja.

''Tapi, karena sulitnya akses lewat udara, mereka terpaksa memilih daerah tujuan wisata lain,'' ujar Syahrul, Senin (30/3).

Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI)  itu mengatakan,  Toraja sangat dikenal dengan wisata budayanya dan menjadi impian bagi wisatawan mancanegara. Setelah di Bali mereka   menghabiskan masa liburannya ke daerah tujuan wisata lain.

Namun, untuk ke Toraja,  Syahrul mengatakan, wisatawan  mengeluh karena harus menempuh perjalanan darat sejauh 320 kilometer dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. 

''Kalau  Bandara Buntu Kuni sudah rampung tentu mempermudah akses wisatawan dari Bali juga dari  daerah lainnya,'' katanya.

Kepala Bandara Toraja Alek Rudi mengatakan, Bandara Buntu Kuni dirintis sejak 2010 dan didanai pemerintah pusat. 

Pada  2011 telah  dilakukan pembebasan lahan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Tana Toraja melalui  Panitia Sembilan yang dibentuk Pemda.

Alek mengatakan,   panitia ini bertanggung jawab untuk membebaskan lahan dan land clearing seluas 141 hektare melalui dana  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tana Toraja.  

Pekerjaan Bandara Buntu Kuni cukup berat. Bandara ini dibangun pada medan yang rumit karena harus membelah gunung dan menimbun. Bandara tersebut akan diselesaikan secara bertahap.

Diperkirakan pembangunannya  menyerap anggaran sekitar Rp 1 triliun lebih. Dana tersebut di luar anggaran pembebasan lahan yang ditanggung pemerintah daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement