REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Kampanye hemat energi dan penyelamatan lingkungan Earth Hour di Kota Pekanbaru berlangsung meriah di tengah hujan pada Sabtu (28/3) malam.
Berpusat di teater terbuka Taman Budaya Provinsi Riau, mereka menyalakan ratusan lilin membentuk logo 60+ yang merupakan simbol internasional untuk kampanye tersebut.
Penyalaan lilin menandai kampanye yang dilakukan serentak di seluruh dunia, yakni pemadaman lampu dan perangkat yang menggunakan listrik selama satu jam mulai pukul 20.30-21.30 WIB.
Lampu-lampu jalan, perkantoran pemerintah daerah hingga tugu dan patung yang biasa penuh pulasan cahaya lampu warna-warni juga langsung dipadamkan secara serentak.
Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Earth Hour Pekanbaru menampilkan aksi teatrikal tentang gajah dan harimau Sumatera yang sangat menarik untuk ditonton dan sarat pesan moral.
Disusul kemudian dengan penampilan tarian modern kontemporer dari remaja Pekanbaru, lengkap dengan senter warna-warni yang membuat mereka berwarna mencolok di tengah kegelapan.
"Acara memang sempat mundur sedikit dari jadwal, karena kami menunggu hujan agak mereda," kata Humas WWF Program Riau Syamsidar.
Selain itu, ia juga menyampaikan apresiasi kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT, yang telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat, baik individu, korporasi, maupun pemerintahan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak digunakan selama satu jam.
"Semoga acara ini menginspirasi generasi muda untuk menjaga lingkungan dan hemat energi untuk menjaga bumi kita bersama," ujarnya.