Kamis 26 Mar 2015 19:41 WIB

Agar tak Menyebar, Pengikut ISIS Harus Dilabeli Sebagai Pelaku Kriminal

Hery Sucipto
Foto: humas umj
Hery Sucipto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gerakan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) disinyalir mencapai lebih dari 1.000 orang pengikut di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Dunia Islam (PKTTDI) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Hery Sucipto meminta pemerintah menindak tegas para pengikut dan simpatisan ISIS.

"Harus ada tindakan tegas dan keras terhadap mereka yang bergabung dalam ISIS. Ini penting dan harus secepatnya dilakukan. Mereka gerakan kriminal dan separatisme. Hanya orang bodoh dan tidak paham agama saja yang latah ikut-ikutan gabung ISIS," ujar Hery, dalam rilisnya, Kamis (26/3).

Salah satu tindakan keras dan tegas itu, lanjut dia, adalah dengan melabeli pengikut ISIS sebagai kriminal negara atau gerakan separatis. Dengan cara itu, kata dia, memudahkan penanganan dan pencegahan ISIS.

"ISIS itu bukan gerakan agama, tapi mereka gerakan kaum kriminal, gerakan separatis. Karena itu, dapat dicabut kewarganegaraannya," tegas Hery.

Ia yakin, dengan menyebut ISIS gerakan separatis, simpati dan dukungan masyarakat terhadap pembasmian dan penanganan ISIS akan mudah dan meluas.

"ISIS ingin mendirikan negara tersendiri. Jadi, ini sudah separatis, tidak boleh ada negara dalam negara Pancasila ini. Saya yakin dukungan pembasmian terhadap separatis akan luas, dan Indonesia sudah pengalaman menumpas gerakan separatis," papar Jubir Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.

Selama ini, lanjut Hery, masyarakat mungkin biasa saja dukungannya karena ISIS dianggap gerakan ideologi yang mengatasnamakan Islam. Mendompleng Islam itu, urai Hery, hanya strategi ISIS meraih simpati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement