REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memulai tahapan konstruksi skala besar proyek MRT Jakarta di wilayah Fatmawati, Panglima Polim hingga Blok M untuk koridor jalur layang atau elevated.
"Setelah ditandatanganinya kontrak untuk tender Rolling Stock atau kereta listrik MRT pada awal Maret lalu, pekerjaan pembangunan Proyek MRT Jakarta terus kita lanjutkan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam pernyataan, Selasa (24/3).
Menurut dia, pekerjaan pembuatan pondasi bore pile untuk jalur layang MRT akan dilakukan di sepanjang Jalan Fatmawati di sekitar Jalan Cilandak (dekat perempatan Jalan TB Simatupang) sampai dengan persimpangan Jalan Madrasah (depan Bank Panin)).
Lokasi pekerjaan itu terbagi dalam dua wilayah utama. Wilayah pertama dimulai dari depan Jalan Cilandak 5 (sesudah Pasar Mede dari arah Selatan) bergerak ke arah utara. Wilayah kedua dimulai dari persimpangan Jalan Madrasah bergerak ke arah selatan.
"Pekerjaan pembuatan pondasi bore pile di sepanjang Jalan Fatmawati itu akan segera dimulai pada pekan ke empat Maret 2015," ujar Boestami.
Selain di Fatmawati, pembuatan pondasi bore pile untuk pondasi jalur layang MRT juga akan dilakukan di sepanjang Jalan Panglima Polim Raya di perempatan Jalan Haji Nawi sampai dengan persimpangan Blok M, perempatan Jalan Melawai.
"Sebagai persiapan, sebelumnya akan diawali dengan pekerjaan pelebaran jalan secara bertahap sejak awal Maret 2015. Pelebaran jalan dilakukan untuk menjaga kebutuhan lebar lalu lintas selama pekerjaan bore pile berlangsung," kata Boestami.
Seperti diketahui, proyek MRT koridor selatan-utara pada fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI) akan dibangun 13 stasiun dan satu depo. Dari 13 stasiun tersebut, tujuh stasiun di antaranya merupakan jalur layang atau elevated, yaitu Lebak Bulus-Fatmawati-Cipete-Haji Nawi-Blok A-Blok M-Sisingamangaraja dan enam stasiun bawah tanah, yakni Senayan-Istora -Bendungan Hilir-Setiabudi-Dukuh Atas-Bundaran HI.