REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Sumatera Barat membutuhkan investor dalam pengembangan aliran air yang memiliki potensi menjadi sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera Barat Marzuki Mahdi, mengatakan berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan, terdapat energi listrik sebesar 1.000 megawatt lebih dari aliran sungai. Energi tersebut, dihasilkan dari sejumlah titik aliran sungai di 19 kabupaten/kota.
"Yang sudah kita data ada 54 titik potensi PLTMH dengan total energi litrik yang dihasilkan 485 megawatt," kata dia di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (18/3).
Marzuki menjelaskan, dari 54 titik potensi PLTMH, 38 titik telah dikeluarkan izin prinsip pembangunannya. Satu di antaranya telah beroperasi di Kabupaten Solok Selatan dengan menghasilkan energi listrik delapan megawatt. Sedangkan enam titik lainnya, lanjutnya, masih dalam tahap pengerjaan.
“Dari satu pembangkit mini hidro, bisa dihasilkan energi mencapai 10 megawatt. Itu sudah terbukti di Solok Selatan, yang listriknya digunakan untuk memperkuat kebutuhan listrik di daerah sekitar," tuturnya.
Sementara itu, ia mengatakan, untuk 38 PLTMH yang telah dikeluarkan izin prinsipnya, seluruhnya investor berasal dalam negeri. "Kita memang harapkan, perusahaan daerah yang menggelola potensi ini, meski peluangnya terbuka untuk siapapun," lanjutnya.
Menurutnya, Sumatera Barat pantas menjadi wilayah lumbung energi baru terbarukan atau energi hijau yang salah satunya berbasis air. Namun, dengan catatan catchment area atau wilayah tangkapan airnya tidak terganggu.
"Sayang kalau kita bersemangat jadi wilayah lumbung energi hijau, tapi daerah tangkapan air di wilayah bukit atau hutan tidak kita rawat. Akibatnya debit air berkurang, energi yang dihasilkan tidak stabil," jelasnya.
Ia menambahkan, 16 titik potensi PLTMH lainnya, masih belum tersentuh. Diharapkan, dalam waktu dekat ada penanam modal yang tertarik mengolah potensi energi di 16 titik PLTMH yang tersisa.