REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung mencatat cukup banyak pedagang kaki lima (PKL) yang terjerat hutang melalui rentenir.
Untuk bisa mengalahkan para rentenir tersebut, Pemerintah Kota Bandung akan segera meluncurkan program kredit usaha untuk warga miskin.
"Kita akan launching kredit dari Pemkot untuk warga miskin Bandung 15 April, untuk melawan rentenir," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat ditemui di Balai Kota, Senin (16/3).
Untuk program kredit ini, Pemerintah Kota Bandung menganggarkan Rp 32 miliar. Diperkirakan, dana ini akan kembali ditambah pada akhir tahun.
Tujuan diadakannya program kredit untuk usaha warga kurang mampu ini ialah agar warga tersebut bisa mendapatkan pinjaman dengan kemudahan meminjam seperti rentenir tetapi dengan bunga yang jauh lebih kecil.
Bunga tersebut merupakan bunga yang akan digunakan untuk keperluan administrasi saja. Nantinya, bunga yang akan dikenakan pada peminjam kredit dari Pemkot ini hanya sebesar 4-6 persen. Jauh berbeda dengan bunga yang ditetapkan oleh rentenir yang biasanya mencapai 30 persen.
Karena itu, Ridwan Kamil berharap agar adanya kredit murah ini dengan rencana revitalisasi 15 pasar dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan masyarakat menengah ke bawah di Kota Bandung.
"Bisa jualan di pasar-pasar yang kita renovasi dan bisa mendapatkan kredit yang murah. Mudah untuk melawan rentenir yang menjerat mereka," lanjut pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
Terkait program kredit murah untuk warga kurang mampu ini, Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Nantinya, perguliran kredit ini akan menggunakan sistem channeling, dana kredit akan diserahkan kepada BPR kemudian BPR menyalurkannya ke pihak yang membutuhkan.