REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana menteri Australia, Tony Abbott meredakan tensinya terhadap Indonesia terkait pembebasan duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myu Sukumaran. Kendati demikian, Abbott mengaku masih berharap menerima telepon dari Presiden Jokowi untuk meluruskan sejumlah persoalan yang mungkin memicu ketegangan hubungan kedua negara.
"Aku masih berdiri di sini untuk menerima telepon darinya (Joko Widodo)," ujarnya kepada sejumlah wartawan di Sydney, dilansir Skynews, Ahad (15/3).
Sepekan lalu, Abbot mengungkapkan bahwa ia telah meminta kepada pemerintah Indonesia untuk mengagendakan pembicaraan dirinya dengan Joko Widodo. Ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan sebelumnya sekitar dua pekan lalu dengan Jokowi.
Untuk permintaannya kali ini, ia mengaku pasrah dan menerima semua respons apapun dari Jokowi. "Ini semua terserah Presiden Indonesia untuk meresponsnya," ujarnya. Abbot hanya memastikan bahwa hubungan Australia dan Indonesia masih dalam situasi yang baik.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop optimistis pemerintah Indonesia tidak akan melakukan eksekusi mati dalam waktu dekat ini. Menurutnya, tidak akan terbayangkan jika pemerintah Indonesia tetap melakukan eksekusi, di saat bersamaan proses hukum masih berjalan.
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, terpidana mati anggota Bali Nine baru akan menjalani sidang permohonan ulang grasinya pada Kamis (19/5) pekan ini.