Sabtu 14 Mar 2015 11:00 WIB

Mengolah Sampah Rumah dengan 'Takakura'

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Dwi Murdaningsih
Pupuk kompos
Pupuk kompos

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mengolah sampah dapur menjadi pupuk kompos mungkin terdengar klasik. Tapi nyatanya cara ini terbukti ampuh untuk mengurangi limbah sampah domestik.

Menurut Green Committee Nutrifood, Angelique Dewi Permatasari, 55 persen sampah yang dihasilkan sehari-hari adalah sampah organik. Sampah-sampah ini terutama dihasilkan dari sisa makanan dan sampah sayuran.

Salah satu pengolahan sampah organik yang sederhana adalah dengan metode takakura. Metode ini dilakukan hanya dengan cara mencampurkan sampah dengan kompos dan sekam padi dalam sebuah keranjang pakaian kotor. Hanya saja keranjang harus memiliki lubang disetiap sisinya.

Untuk menggunakannya, sampah disusun dalam urutan tertentu. Lapisan paling bawah andalah bantalan sekam, dilanjutkan dengan campuran kompos dan sampah yang kemudian ditutup kembali dengan bantalan sekam lain. Dalam tiga hari sampah sudah menjadi kompos dan siap digunakan sebagai pupuk tanaman.

Jika belum ingin digunakan, kompos yang sudah jadi bisa ditumpuk kembali dengan sampah baru hingga keranjang terisi penuh.

"Dengan takakura sampah yang kita buang ke TPA berkurang 80 persen," kata Angelique di Bandung, Jumat (13/3).

Saat ini, Angelique menambahkan, keranjang takakura sudah banyak dijual bebas. Umumnya keranjang dijual dalam satu paket lengkap (keranjang, kompos, sekam, dan alat bantu pengaduk) dengan harga sekitar Rp 110 ribu.  

Penggunaan satu keranjang takakura cukup untuk satu rumah tangga. Lebih praktis karena keranjang takakura bisa diletakkan di dapur. 

"Takakura cukup untuk sampah kecil. Sementara untuk sampah skala besar bisa menggunakan penghancur sampah," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement