REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Akibat putusnya jembatan yang menghubungkan Desa Tambak dan Desa Pajagan, aktivitas perekonomian warga di delapan kampung di Desa Tambak, Kecamatan Cimarga terganggu. Pasalnya, jembatan putus tersebut merupakan jalur terdekat dengan jalan raya menuju pasar untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka.
Menurut pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Pahrudin ada delapan kampung yang berada di desa Tambak, yang biasa melewati jembatan tersebut. Kedelapan kampung tersebut, yakni Kadu Luhur, Pasir Erih, Nunggul, Nanceng, Balahayang, Bakutruk Cigarukgak dan Polad.
“Otomatis, dengan putusnya jembatan ini perekonomian warga terganggu karena jembatan ini merupakan akses satu satunya terdekat ke pasar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (11/3).
Ia juga mengungkapkan jalur lain untuk menuju pusat kota harus memutar. Bahkan jarak yang harus ditempuh lebih dari lima kilometer dengan kondisi jalan bertanah dan licin. Warga kesulitan melintasinya.
"Jalannya jauh kalau muter, Ya kalau musim hujan kayak gini, bisa tiga sampai empat jam. Itu juga mesti menambah pengelurannya buat beli bensin," ujarnya.
Jumlah warga di Desa Tambak sebanyak 4.000 orang dari 1.002 Kepala Keluarga dengan 15 Rumah Tangga dan enam Rukun Warga. Mayoritas warga bekerja sebagai petani dan memiliki kebun.