Clock Magic Wand Quran Compass Menu

ASTINDO: Penutupan Gerai Tiket Akibatkan Bandara Sepi

Suasana loket penjualan tiket maskapai di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (24/1). (Republika/Prayogi)
Republika/Prayogi Suasana loket penjualan tiket maskapai di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (24/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (Astindo) Provinsi Riau menilai sejak diumumkan rencana penutupan gerai penjualan tiket maskapai kondisi terminal penumpang di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sepi.

Sponsored
Sponsored Ads

"Saat ini saja kondisi penerbangan sepi. Apalagi ditambah dengan pemberlakuan penutupan gerai tiket sesuai Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor:HK.209/I/16PHB.2014 yang efektif berlaku untuk Bandara Pekanbaru 1 April," kata Sekretaris Astindo Provinsi Riau Wendy Yolanda Pasaribu di Pekanbaru, Selasa (10/3).

PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru telah melakukan sosialisasi penutupan gerai pejualan tiket maskapai tersebut, yang mulai efektif tanggal 1 April 2015, pada sejumlah titik-titik strategis di bandara setempat seperti areal parkir kendaraan bermotor.

Scroll untuk membaca

Wendy berujar peraturan penutupan gerai maskapai yang telah berlaku di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten dan Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang, Sumatera Utara, pada awal Maret 2015, untuk Pekanbaru dilakukan bertepatan dengan musim sepi penerbangan atau "low season".

Selain itu, kata dia, harga sewa tempat untuk berjualan di ruang terminal, baik domestik atau internasional Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru terlalu tinggi, sehingga banyak pedangang gulung tikar karena terus merugi dalam setahun terakhir.

Berdasarkan data manajemen bandara setempat akhir tahun 2014, pada kondisi normal jumlah penumpang berangkat atau tiba di Kota Pekanbaru melalui pintu masuk bandar udara berkisar antara 6.000 sampai 7.000 orang setiap hari.

Padahal jika dibandingkan dengan jumlah penumpang maskapai pada tahun 2013, maka jumlah pengguna bandar udara yang diambil dari nama raja dari Kerajaan Siak tersebut mencapai 8.000 sampai 10.000 orang penumpang per hari.

Pada awal tahun ini toko-toko yang berukuran minimal 3 x 4 meter, sudah banyak yang tutup terutama di dekat gerai pejualan tiket maskapai. Bandara seharusnya mengurangi target keuntungan dan menurunkan harga sewa konsesi kepada pengusaha, agar usaha mereka bisa tetap hidup di bandara itu, katanya.

sumber : Antara

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>